Pontianak (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalbar mendukung wacana pengembangan kota satelit atau kota penyangga yang tidak jauh berada dari pusat ibu kota Provinsi Kalbar.

"Kami dari Apindo Kalbar sangat mendukung adanya teman pelaku usaha properti yang ingin mengembangkan kota satelit," ujar Ketua Apindo Kalbar, Andreas Acui Simanjaya di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan adanya kota di tepi sebuah kota yang lebih besar yang meskipun merupakan komunitas mandiri dan sebagian besar penduduknya tergantung dengan kehidupan di kota besar adalah sebuah solusi terhadap sudah padatnya pusat ibu kota provinsi, Kota Pontianak saat ini.

"Perlu pengembangan kawasan baru agar penduduk yang padat ini bisa disebar ke daerah penyangga. Kota Pontianak sudah padat dan perlu ada kawasan baru. Wacana membangun kota satelit sangat baik dan itu perlu didukung," papar dia.

Menurutnya sudah ada rekanannya seperti dari Lavender Group, Khai Hie Founder yang tertarik akan membangun di kota satelit.

Menurutnya untuk membangun kawasan tersebut butuh melibatkan semua pihak baik pemerintah dengan regulasinya dan pengusaha properti yang membangun kawasan tersebut.

"Dalam kota satelit tersebut semua fasilitas dan hal lainnya termasuk penyedia pekerjaan ada di sana. Untuk hal itu kan butuh peran semua pihak. Tentu dalam konteks saat ini sudah bisa dipikirkan dan mencari pola yang tepat," kata dia.

Ia menyakini dengan adanya pengembangan kawasan baru tersebut membuka lapangan kerja baru dan mengerakkan kawasan tersebut untuk berkembang lebih maju.

"Potensial untuk dijadikan kawasan kota satelit yakni Kubu Raya dan juga sebagian daerah pinggiran Kota Pontianak itu sendiri," ucap dia.

Sebelumnya, Apindo Kalbar melaksanakan buka puasa bersama bersama para pihak yang merupakan mitra antara lain jurnalis, organisasi buruh, akademisi, pengusaha dan pemerintah.

Kegiatan buka puasa bersama merupakan salah satu dari kegiatan Apindo untuk merawat kebersamaan untuk menuju Indonesia yang lebih baik.

Baca juga: Kota satelit dapat jadi solusi persoalan kepadatan Ibu Kota Jakarta

Baca juga: Ciputra, sang maestro properti dari Ancol hingga kota satelit

Pewarta: Dedi
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023