Padang (ANTARA) - Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Pangan (BKIPM) menyebutkan potensi sumber hasil perikanan Sumatera Barat untuk ekspor cukup tinggi namun ada sejumlah kendala yang membuat nilai ekspor daerah ini masih rendah.

Kepala Pusat Pengendalian Mutu BKIPM, Widodo Sumiyanto di Padang, Jumat mengatakan dari data lalu lintas Sumbar terlihat produksi hasil perikanan seperti tuna, ikan kerapu, lobster, kepiting dan ikan lainnya besar namun sebagian terdistribusi ke daerah lain.

"Hasil perikanan dari Sumbar ini dikirim ke Jakarta, Lampung, Surabaya bahkan Bali, meski semua itu akan diekspor juga namun nama  ekspornya dari daerah pengirim tersebut," kata dia.

Ia mencontohkan saat ini ada ikan hias yang dikirim ke Jakarta dan itu akan diekspor, harusnya itu diekspor langsung dari Sumbar ke negara tujuan.

Menurut dia hal ini harus disikapi oleh pemerintah daerah melalui asisten ekonomi untuk mengajak investor untuk melakukan ekspor hasil perikanan dari Sumbar langsung.

"Kita dorong Garuda dan pihak kargo untuk mendorong hal tersebut," kata dia.

Ia mengatakan secara kualitas hasil perikanan Sumbar mumpuni karena sudah ada yang bisa diekspor langsung yakni ikan tuna, ikan kerapu baik dalam keadaan segar maupun beku, begitu juga dengan lobster dan ikan lainnya.

"Jadi secara kualitas tidak kalah karena bisa langsung ekspor dan tidak ada keraguan," kata dia.

Ia menilai yang jadi persoalan adalah infrastruktur yang menghubungkan Sumbar dengan negara tujuan dan harus ada kolaborasi dan kerja sama untuk mewujudkan hal itu.

"Perkara mengirimkan hasil perikanan harus melalui Batam tidak masalah yang penting tercatat ekspor hasil perikanan ini dari Sumbar. Batam hanya mengeluarkan surat persetujuan muat saja," kata dia.

Ia menyebutkan secara umum ekspor hasil perikanan secara nasional terus tumbuh apalagi di saat pandemi produk lain menurun namun untuk hasil perikanan meningkat.

Pada 2022 ada penurunan kuantitas namun secara nilai terjadi peningkatan 5,6 persen  disebabkan beragam hal mulai dari pengaruh ekonomi dunia berpengaruh, musim hingga produksi.

Sementara itu anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menilai dalam ekspor ini yang terpenting adalah keberlanjutan, artinya bagaimana pengiriman produk ini dapat dilakukan secara berkelanjutan.

"Jaminan produk ini ada dan kita mendorong hasil perikanan yang prioritas untuk diekspor dari Sumbar dapat berjalan rutin. Kita sudah ekspor tuna ke Amerika, Jepang hingga Hong Kong dan ini yang perlu kita kejar agar nilai dan kuantitasnya terus bertambah," kata dia.

Kepala SKIPM Padang Abdur Rahman menambahkan untuk penerbangan langsung ke luar negeri dari Sumbar sudah ada dan yang menjadi persoalan adalah belum ada pembeli dan unit pemasaran ikan dari Sumbar masih minim.

Pengiriman hasil perikanan secara domestik terus berjalan baik mulai ke Jakarta , Surabaya, Bali dan lainnya, hasil itu ada juga yang kemudian diekspor dari daerah tersebut

"Ini yang perlu kita kembangkan dan edukasi pengusaha ikan dalam mengelola hasil tangkapan dengan baik sehingga mutu ikan dapat terjaga dengan baik," kata dia.


Baca juga: Sumbar ekspor 19,9 ton tuna beku ke Amerika Serikat pada Desember 2022


 

 

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023