Klaten, Jawa Tengah (ANTARA News) - Kegiatan ekonomi seperti perdagangan di pasar-pasar tradisional wilayah gempa Kabupaten Klaten hingga hari ketiga pasca gempa belum berjalan normal. Berdasarkan pemantauan ANTARA di Kecamatan Gantiwarno Klaten, Selasa terlihat kondisi pasar masih berserakan dengan puing-puing bangunan yang roboh. "Tidak tahu, kapan kami mau berjualan lagi," ujar Ahmadi, pedagang beras yang berada di Pasar Gantiwarno. Selain kegiatan jual beli di pasar tradisional terdapat dua bank di lokasi setempat yang belum melayani nasabah, yakni Bank BRI dan PD BKK (Bank Kredit Kecamatan). BKK sendiri kondisi bangunannya rusak parah. Hanya terdapat papan pengumuman yang akan melayani nasabah mulai 1 Juni. Untuk memenuhi kebutuhan hidup warga hanya mengandalkan bantuan logistik dari pemerintah, donatur, dan sebagainya. Sementara itu, di Pasar Wedi Kecamatan Wedi meskipun sebagian besar kios hancur namun sebagian pedagang sudah mulai melakukan kegiatan jual beli. Pada umumnya yang melakukan kegiatan jual beli merupakan pedagang yang kiosnya masih utuh, serta pedagang sayuran yang menggelar dagangan di pelataran kios. Tidak jauh dari Pasar Wedi terdapat pabrik tembakau Birit milik PT PN Jawa Tengah yang juga mengalami kerusakan parah yakni dindingnya jebol sehingga tidak bisa berproduksi. Seorang staf pabrik mengatakan, belum bisa memastikan besarnya kerugian, serta saat ini sebagian karyawannya diliburkan. Sementara menurut petugas Telkom mengatakan, jaringan Telkom mengalami rusak berat di wilayah Kecamatan Cawas, Trucuk, Pedan sehingga komunikasi masih putus di tiga wilayah tersebut. Sampai saat ini jumlah korban hingga pukul 14.58 WIB Selasa di Kabupaten Klaten tercatat meninggal 1.044 orang, luka-luka 8.904 orang, bangunan roboh milik warga 33.804, rusak berat 26.460, rusak ringan 29.856. Sementara gedung milik pemerintah roboh 32, rusak berat 231, rusak ringan 102.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006