Beijing (ANTARA) - Otoritas China akan mengadakan latihan militer di sekitar Pulau Taiwan selama tiga hari mulai Sabtu (9/4), kata Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat, sehari setelah kepulangan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen dari Amerika Serikat.

China akan mengadakan "kesiapan patroli tempur" dan latihan militer di sekitar Selat Taiwan, di utara, selatan dan timur seperti yang direncanakan, kata pernyataan tersebut tanpa memberikan keterangan lebih rinci.

Tsai bertemu Ketua DPR AS Kevin McCarthy saat transit di Los Angeles pada Rabu, dan itu membuat murka Beijing yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka.

Tidak ada tanggapan langsung dari pihak Taiwan, meski departemen pertahanan pulau itu mengatakan pada Sabtu pagi bahwa dalam 24 jam terakhir, mereka mendapati empat pesawat militer China memasuki zona pertahanan mereka, yang merupakan jumlah yang tidak biasa.

Tsai akan menerima delegasi parlemen AS yang dipimpin Michael McCaul yang juga Komite Hubungan Luar Negeri DPR AS pada Sabtu.

The People Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China, menulis dalam kolom komentar pada Sabtu bahwa Pemerintah (China) mempunyai "kemampuan besar untuk menggagalkan segala upaya kemerdekaan Taiwan."

"Semua yang diambil oleh pemerintah China adalah sah secara hukum demi untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah," tulis surat kabar itu.

Baca juga: China latihan militer di dekat Taiwan, respons pertemuan Tsai-McCarthy

Tsai yang secara tegas menolak klaim Beijing, berulang kali menawarkan dialog dengan China tapi selalu ditolak karena dianggap sebagai separatis. Tsai menegaskan bahwa hanya rakyat Tawain yang bisa menentukan masa depan mereka sendiri.

China mengancam akan melakukan pembalasan jika terjadi pertemuan antara pemimpin Taiwan dengan delegasi dari AS. Beijing sudah mempersiapkan perang di sekitar Taiwan, termasuk peluncur rudal pada Agustus 2022 setelah Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan.

Namun, berbeda dengan Agustus lalu itu, China belum mengumumkan apakah mereka juga akan melakukan latihan peluncuran rudal. Ketika itu, China menyiarkan pada saat bersamaan ketika mengumumkan latihan di area laut dekat Taiwan yang akan menjadi sasaran tembakan.

Pejabat Taiwan memperkirakan bahwa Beijing tidak semurka seperti sebelumnya karena pertemuan dengan McCarthy terjadi di AS, tetapi tidak tertutup kemungkinan China akan mengadakan latihan militer yang lebih besar.

Pengumuman yang disampaikan China dilakukan hanya beberapa jam setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron meninggalkan China, usai bertemu Presiden Xi Jinping, di mana Macron mendesak China agar membujuk Rusia terkait perang di Ukraina.

Ursula von der Leyen, Ketua Uni Eropa yang juga berkunjung ke China dan bertemu Xi, juga menegaskan bahwa stabilitas di Selat Taiwan adalah hal paling penting.

Sumber: Reuters

Baca juga: China sanksi duta besar Taiwan untuk AS

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023