Tindakan itu akan menyebabkan bahaya di dunia
Phnom Penh (ANTARA News) - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, ketua 10 negara ASEAN pada tahun 2012, mengimbau Korea Utara untuk menunda jadwal peluncuran roket selamanya, dan mengatakan peluncuran tersebut akan menyebabkan bahaya bagi dunia.

"Hari-hari ini, ada ketakutan besar ketika Korea Utara mengancam akan meluncurkan roket yang beberapa negara percaya bahwa itu adalah peluru kendali, tetapi dilaporkan bahwa karena salju tebal, Korea Utara menunda peluncuran itu," kata Hun Sen dalam acara peletakan batu pertama untuk pembangunan pusat perbelanjaan yang dimodali Jepang, Senin.

"Atas nama ketua ASEAN, saya ingin menyerukan kepada Korea Utara untuk menunda peluncuran roket selamanya, karena itu tidak memiliki keuntungan apapun. Sebaliknya, peluncuran itu akan membawa ketakutan di kawasan tersebut dan ketegangan akan meletus," katanya.

Dia juga mendesak Korea Utara untuk mempertimbangkan secara menyeluruh tindakan itu, dan mengatakan bahwa peluncuran roket tidak hanya akan meningkatkan kekhawatiran di kalangan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat, tetapi juga akan menjadi perhatian di seluruh wilayah.

"Saya ingin mengimbau Korea Utara untuk berusaha menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang provokatif serta melawan keputusan Dewan Keamanan PBB."

Perdana Menteri mengatakan bahwa ia memutuskan untuk membuat imbauan lisan setelah para menteri luar negeri ASEAN tidak bisa mencapai konsensus untuk mengeluarkan pernyataan bersama mengenai isu tersebut dalam sepekan terakhir.

Hun Sen juga mendesak semua pihak terkait untuk kembali ke perundingan enam negara dalam rangka memecahkan masalah secara damai.

Korea Utara, Sabtu, mengatakan bahwa waktu yang dijadwalkan untuk peluncuran satelit akan disesuaikan.

"Seperti yang diumumkan, kami membuat persiapan untuk peluncuran versi kedua Kwangmyongsong-3, satelit ilmiah dan teknologi, pada tahap akhir," kata kantor berita resmi KCNA, mengutip juru bicara Komite Korea untuk Teknologi Ruang Angkasa.

Namun, juru bicara yang tidak disebutkan namanya menambahkan, "Para ilmuwan kami dan teknisi kini serius memeriksa masalah untuk mengatur kembali waktu peluncuran satelit untuk beberapa alasan."

Satelit ini dijadwalkan akan diluncurkan dari Pusat Antariksa Sohae di kota Cholsan, Provinsi Phyongan Utara, dengan roket pembawa Unha-3 antara 10-22 Desember.

(H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2012