Jumlah rig minyak AS turun dua menjadi 590 minggu lalu, sementara rig gas turun dua menjadi 158
Singapura (ANTARA) - Harga minyak bergerak lebih tinggi di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, didukung oleh prospek pengetatan pasokan dari produsen OPEC+ mulai Mei, tetapi kekhawatiran tentang prospek ekonomi global membatasi kenaikan.

Minyak mentah berjangka Brent terkerek 13 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 85,25 dolar AS per barel pada pukul 23.56 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di 80,84 dolar AS per barel, terangkat 14 sen atau 0,2 persen.

Kedua kontrak menguat untuk minggu ketiga berturut-turut pekan lalu, kembali ke level yang terakhir terlihat pada November, setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya mengejutkan investor dengan mengumumkan lebih banyak pengurangan produksi yang akan dimulai pada Mei.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ akan memangkas sebagian besar pasokan minyak mentah dari produsen Timur Tengah.

Menyusul pengumuman tersebut, eksportir utama Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah Mei untuk pelanggan jangka panjang di Asia dan Amerika Serikat.

Secara terpisah, investor mengamati kemajuan pembicaraan antara Irak dan Kurdistan untuk memulai kembali ekspor minyak utara yang dapat membawa minyak mentahnya ke pasar global.

Lebih lanjut mendukung harga, jumlah rig minyak AS turun dua menjadi 590 minggu lalu, sementara rig gas turun dua menjadi 158, menurut laporan Baker Hughes Co pada Kamis (6/4/2023) tanda bahwa produksi AS tidak akan meningkat dalam waktu dekat, dikutip dari Reuters.

Di pasar keuangan global, laporan inflasi AS yang diawasi ketat yang akan dirilis minggu ini dapat membantu investor mengukur lintasan jangka pendek untuk suku bunga.

Terlepas dari ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat memperlambat kenaikan suku bunganya karena krisis perbankan baru-baru ini, biaya pinjaman masih dapat naik jika inflasi tetap kuat, kata para analis.

Kenaikan suku bunga yang tajam telah mendorong greenback lebih kuat membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Baca juga: Minyak menguat, raih kenaikan mingguan ke-3 setelah pemotongan OPEC+
Baca juga: Minyak jatuh di Asia, data ekonomi AS lemah picu kekhawatiran resesi
Baca juga: Pasokan minyak mentah AS turun, data minyak bumi lainnya beragam

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023