Jakarta (ANTARA) - Selebritas Adhin Abdul Hakim mengisahkan pengalamannya menempuh perjalanan sejauh lima kilometer untuk mengambil air dari sebuah mata air yang kerap disebut warga Desa Poco Dedeng Kecamatan Lembor Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur sebagai sumber air dari "neraka".

Desa ini bisa ditempuh dengan mobil kurang lebih empat hingga lima jam dari Labuan Bajo.

Baca juga: Kulit pria lebih berminyak dibanding perempuan
 
"Ambil airnya benar-benar di dasar jurang. Warga setiap pagi dan sore ambil air dari dasar jurang. Ada mata air di situ, mereka menyebutnya air dari 'neraka', " ujar dia dalam Kahf Ramadan Gathering di Jakarta, Senin.
 
Adhin yang dikenal publik salah satunya karena tampil dengan berewok dan rambut gondrong di iklan Google itu mengatakan dirinya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk turun mencapai lokasi sumber mata air.
 
Sementara untuk naik kembali ke atas, dia mengaku membutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam. Jumlah air yang tersedia pun terbatas.
 
"Airnya sedikit. Saya hanya ambil tiga atau empat jerigen. Waktu saya menuju ke bawah ke dasar jurang di mata air itu saya disalip sama ibu-ibu yang bawa pakaian kotor. Mereka sehari dua kali," tutur Adhin yang mengaku sampak tak mandi selama empat hari.
 
Dia menuturkan, warga setempat memanfaatkan air dari sumber mata air "neraka" saat hujan tidak turun. Sementara saat hujan, warga setempat mengandalkan air hujan yang mereka tampung.

Baca juga: Tiga rangkaian "skincare" pria untuk kulit wajah sehat
 
"Ketika musim hujan, mereka mengakali dengan atap rumah mereka pakai seng terus di bawahnya dikasih talang terus dialiri. Hanya berharap dari itu saja. Kalau enggak hujan ya ambil air dari neraka. Sangking susahnya," tutur dia.
 
Bukan hanya soal air, Adhin juga menceritakan tentang kesulitan masyarakat dari luar desa menuju masjid. Adhin mengatakan anak-anak sekolah dasar dari desa tetangga terpaksa harus menginap di rumah warga demi bisa mengaji.
 
"Rumah anak-anak yang sekolah di situ di kampung, seberang jurang. Jadi kalau berangkat jam 04.00, nanti mereka sampai sekolah kira-kira setelah jam 06.00," kata Adhin.
 
"Yang bikin saya merinding lagi adalah banyak anak yang tidak pulang ke rumah dan memilih menginap di rumah warga supaya setelah ashar dan maghrib mereka bisa tetap mengaji di masjid itu," imbuh dia.
 
Kedatangan Adhin ke Desa Poco Dedeng kala itu dalam rangka pembangunan Masjid Al-Kahf hasil kerja sama pihak dari merek lokal perawatan diri untuk pria Kahf dan Yayasan Mesjid Nusantara melalui kampanye #PerjalananBerKahf.
 
Kampanye itu menargetkan tiga masjid selesai dibangun dan masjid Al-Kahf adalah yang pertama.
Pembangunan sudah dimulai sejak 22 Maret 2023.
 
Sebelumnya di Desa Poco Dedeng Kecamatan Lembor Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sudah berdiri masjid dari tahun 1960-an dengan dinding seng dan bambu.
 
Saat ini bangunan mesjid sampai pada tahap pengerjaan dinding dan atap, lalu akan segera menyusul pemasangan jendela dan pintunya.
 
Masjid Al-Kahf direncanakan akan selesai dibangun seminggu sebelum Idul Fitri sehingga dapat digunakan masyarakat untuk melaksanakan sholat Idul Fitri.
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023