Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton akan memberikan kesaksian pada 20 Desember mendatang dalam sidang komite luar negeri DPR dan Senat AS menyangkut laporan tentang serangan mematikan terhadap misi AS di Benghazi, Libya, kata pihak komite, Rabu.

Serangan yang terjadi pada 11 September itu menewaskan Duta Besar AS Christopher Stevens dan tiga warga Amerika lainnya serta mengundang pertanyaan tentang pengamanan di pos perwakilan AS di Benghazi itu.

Kubu Partai Republik telah mengkritik pemerintahan Barack Obama atas lemahnya penjelasan yang diberikan kepada publik soal serangan tersebut.

Mereka juga mengkritik tentang mengapa butir-butir pembicaraan yang diberikan kepada Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Susan Rice, dirubah untuk menghapus rujukan kepada Al Qaeda.

Sejumlah politisi Republik menggunakan kritik tersebut untuk mempertanyakan kepantasan Rice sebagai kandidat menteri luar negeri --menggantikan Hillary Clinton-- jika Obama akan mencalonkannya.

Hillary mengatakan ia berencana akan meninggalkan jabatannnya setelah periode pertama kepemimpinan Obama berakhir.

Dewan pengkajian pertanggungjawaban yang diadakan oleh Departemen Luar Negeri diperkirakan akan mengeluarkan sebuah laporan menyangkut serangan Benghazi sebelum Hillary memberi kesaksian.

Dewan yang dipimpin oleh diplomat veteran Thomas Pickering itu tampaknya akan mempertimbangkan apakah potensi-potensi ancaman saat itu diberi perhatian yang cukup dan bagaimana Washington menanggapi permintaan pengamanan dari para diplomat AS di Libya, demikian Reuters melaporkan.

(T008/H-RN) 

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012