Perayaan Songkran, festival Thailand yang paling diminati, sempat dihentikan pada beberapa tahun terakhir karena pembatasan-pembatasan COVID-19.
Namun seiring banyaknya orang yang berdatangan ke Thailand, sektor penting pariwisata membantu memulihkan kekuatan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.
Orang-orang yang basah kuyup berjalan sepanjang setengah kilometer di Jalan Khaosan, pusat turis di Bangkok, untuk menembakkan air ke siapapun dan menari-nari mengikuti irama lagu yang diputar di pinggir jalan.
"Ini adalah perang air sekota yang berlangsung selama beberapa hari," kata Jared Baumeister, seorang pengacara dari New York yang mampir ke Bangkok minggu ini untuk berpartisipasi dalam Songkran.
"Saya tidak tahu di mana lagi di dunia ini kamu bisa mendapatkan hal seperti ini," katanya sambil memegang pistol air dan minum bir.
Menurut data dari pemerintahan, Thailand berhasil melampaui targetnya untuk mendatangkan 6 juta turis pada triwulan pertama. Ada 6,15 juta turis yang datang dari Januari sampai Maret akhir.
Menurut estimasi Dewan Pariwisata, setidaknya akan ada 30 juta turis yang akan datang ke Thailand dan membelanjakan 1,5 triliun baht (USD$43,74 miliar atau Rp644,1 triliun).
Dunia usaha berharap jumlah turis meningkat saat musim panas tiba.
"Penghasilan naik drastis," kata Kanti Wichan, pengelola Restoran ReRe, yang sudah bekerja di Jalan Khaosan selama hampir satu dekade.
Pemulihan sektor pariwisata yang kuat akan menjadi pendorong utama ekonomi Thailand agar bisa tumbuh sebanyak 4 persen tahun ini, sebuah perkembangan tercepat dalam periode lima tahun. Dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Thailand bangkit dari dampak pandemi lebih lambat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bank sentral Thailand lima kali naikkan suku bunga kebijakan utama
Baca juga: Thailand berharap pada wisatawan China genjot sektor pariwisatanya
Baca juga: Thailand lampaui target wisata 2022 dengan 11,15 juta kedatangan asing
Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Sri Haryati
Copyright © ANTARA 2023
