Belitung (ANTARA) - Satuan Brimob Polda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah meledakkan sebanyak 20 mortir sisa Perang Dunia II yang ditemukan di sebuah tempat pengepul barang bekas di Jalan Pasir Putih, Desa Air Raya, akhir pekan lalu.

"Bisa dilihat (teman-teman wartawan) di depan ada tiga sisa mortir yang sudah kami disposal atau ledakkan," kata Komandan Kompi I Batalyon B Satbrimob Polda Babel, Iptu Yudi Firmansyah di Mako Batalyon B Satbrimob Polda Babel, Desa Cerucuk, Badau, Kamis.

Dalam konferensi pers peledakan 20 mortir sisa PD II tersebut, dirinya didampingi oleh Wadanki I Batalyon B Satbrimob Polda Babel, Ipda Okta F, Dantim Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Babel, Ipda Muhammad Ibnu Rifli, dan Panit II Subdit II Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Babel, Bripka Suliting.

Iptu Yudi Firmansyah menyebutkan, sebanyak 20 mortir sisa PD II tersebut seluruhnya masih dalam keadaan aktif.

"Seluruh mortir dalam keadaan aktif dan sudah kami Disposal atau ledakkan," ujarnya.

Ia mengimbau, apabila masyarakat atau nelayan menemukan mortir sisa PD II agar tidak diangkat ke daratan karena dikhawatirkan membahayakan khalayak ramai apabila tidak ditangani secara profesional.

"Biarkan benda tersebut di lautan jangan diangkat, biarkan korosi dan hilang fungsi dengan sendiri," katanya.

Komandan Tim Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Babel, IPDA Muhammad Ibnu Rifli mengatakan, 20 mortir meriam kapal sisa PD II yang diketahui masih aktif tersebut telah berhasil diledakkan.

"Alhamdulillah atas berkat dan ridho Allah SWT kemarin dua hari berjalan dengan lancar dan semuanya sudah kami ledakkan," katanya.

Ia menambahkan, peledakan mortir tersebut dilakukan dengan bahan peledak "booster" seberat 400 gram kemudian dipicu dengan detonator dan alat peledakan.

"Jadi hasilnya seperti ini, kemarin yang kita lihat masih utuh sekarang sudah Disposal," ujarnya.

Pihaknya memilih lokasi peledakan mortir tersebut di sebuah tanah lapang yang jauh dari kawasan permukiman warga.

"Radiusnya minimum 500 dari permukiman masyarakat untuk mengurangi efek getaran apabila benda ini terpicu (meledak) habis sehingga efek ke rumah masyarakat tidak terdampak," katanya.
 

Pewarta: Kasmono
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023