Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta civitas akademik di satuan pendidikan KKP untuk meningkatkan inovasi guna mendukung produktivitas pembudidaya, nelayan hingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
 
"Inovasi harus terus kita tingkatkan, karena hasilnya bisa kita teruskan untuk membantu peningkatan produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, baik itu pembudidaya, nelayan, sampai ke pelaku UMKM," ungkap Trenggono dalam siaran resminya, Kamis.
 
Menurutnya, inovasi bisa terus ditingkatkan karena satuan pendidikan KKP mengedepankan sistem pembelajaran teaching factory (TEFA) yang mengedepankan praktik.
 
Dengan begitu, para pengajar maupun peserta didik lebih leluasa mengeluarkan ide maupun kreatifitas untuk menghasilkan karya-karya yang dapat mendukung produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan.
 
Sementara itu, Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menyampaikan integrasi hingga kolaborasi civitas akademik bisa menjadi kekuatan dalam pengembangan Smart Fisheries Village (SFV).
 
Integrasi serta kolaborasi pendidikan melalui kegiatan TEFA, pelatihan dan percontohan penyuluh serta penerapan inovasi merupakan kekuatan BRSDM dalam pengembangan SFV.

"Melalui program ini, BRSDM menargetkan peningkatan ekonomi masyarakat, serta kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," papar I Nyoman Radiarta.
 
Sebagai informasi terdapat dua konsep pembangunan SFV yakni SFV berbasis desa dan SFV berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Adapun pembangunan SFV tidak hanya dilakukan secara fisik, namun juga pada tatanan sosial dan kelembagaannya sehingga daya saing desa meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas SDM.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023