Cara termudah untuk mengekspresikan pandangan negatif dolar adalah dengan euro
Singapura (ANTARA) - Dolar AS merana di dekat level terendah dua bulan terhadap mata uang utama lainnya di awal sesi Asia pada Jumat pagi, sementara euro mendekati puncak satu tahun, karena para pedagang meningkatkan ekspektasi akan segera berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve menyusul tanda-tanda penurunan inflasi.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (13/4/2023) menunjukkan indeks harga produsen (IHP) turun paling tajam dalam hampir tiga tahun bulan lalu, terjadi sehari setelah data inflasi menunjukkan moderasi dalam harga-harga konsumen.

Greenback turun lagi setelah rilis data Kamis (13/4/2023), dengan indeks dolar turun ke level terendah dua bulan di 100,84 di sesi sebelumnya. Indeks terakhir berdiri di 100,95 di awal perdagangan Asia, dan menuju penurunan mingguan lebih dari 1,0 persen, paling tajam sejak Januari.

Sementara itu, euro naik 0,07 persen menjadi 1,1055 dolar, setelah melonjak ke puncak satu tahun di 1,1068 dolar pada i Kamis (13/4/2023).

Pound Inggris juga bertengger di dekat level tertinggi 10 bulan dan terakhir dibeli 1,2526 dolar.

"Cara termudah untuk mengekspresikan pandangan negatif dolar adalah dengan euro," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank, dikutip dari Reuters.

"Kejutan penurunan yang signifikan di IHP AS telah membuat orang sedikit lebih yakin dengan pandangan bahwa Fed akan (segera) selesai ... dan (memperkuat) keyakinan bahwa inflasi akan memungkinkan Fed memangkas suku bunga sebelum akhir tahun," kata Attrill.

Pasar uang menilai peluang 69 persen Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, meskipun serangkaian pemotongan juga diperkirakan mulai Juli hingga akhir tahun, dengan suku bunga diperkirakan tepat di atas 4,3 persen pada Desember.

Menambah harapan bahwa tekanan inflasi global berkurang adalah lonjakan ekspor China yang tak terduga, yang pada Maret melonjak 14,8 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya, mengejutkan para ekonom yang memperkirakan penurunan 7,0 persen dalam jajak pendapat Reuters.

Data China yang optimis, di samping laporan ketenagakerjaan Maret yang kuat di Australia, membuat dolar Australia didukung di sekitar 0,6788 dolar AS pada Jumat, setelah melonjak 1,3 persen di sesi sebelumnya didukung oleh rilis data. Dolar Australia dan Selandia Baru sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan China.

"Itu hampir seperti badai positif yang sempurna untuk Aussie," kata Attrill. "Dimulai dengan angka pekerjaan ... dan angka perdagangan China yang terlihat sangat bagus."

"Anda melapisinya, pelemahan dolar dari data tadi malam dan sentimen risiko positif, dan itu adalah kabar baik untuk Aussie."

Dolar Selandia Baru juga naik 0,13 persen menjadi 0,6305 dolar AS di perdagangan Asia, setelah melonjak 1,3 persen pada Kamis (13/4/2023).

Di tempat lain di Asia, yen Jepang naik sedikit menjadi 132,44 per dolar, sedangkan yuan di pasar luar negeri naik tipis sekitar 0,1 persen menjadi 6,8635 per dolar.

Baca juga: Dolar jatuh karena harga produsen turun, euro capai tertinggi setahun
Baca juga: Emas melonjak 30,40 dolar AS karena "greenback" melemah
Baca juga: Dolar lesu, pendinginan inflasi AS segera akhiri kenaikan bunga Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023