"Naskah karya seni itu ditulis oleh Putu Satria Kusuma, akan berlangsung Minggu (16/12) malam," kata Putu Aryastawa, penata acara Bentara Budaya Bali di sela-sela persiapan pementasan tersebut, Minggu pagi.
Ia mengatakan, Putu Satria Kusuma menekuni seni teater modern di Bali selama 20 tahun . Pementasannya kali ini diproduksi oleh Teater Kampoeng Seni Banyoening dengan dukungan dari sejumlah rekannya.
Pementasan tersebut disutradarai dan dimainkan sendiri oleh Putu Satria Kusuma, dengan mengedepankan bentuk tampilan yang menyegarkan sebagaimana lakon-lakon monolog sebelumnya.
Selain itu mengolah pertunjukannya dengan kritik sosial yang kuat, terutama terkait soal pencemaran lingkungan.
Putu Satria Kusuma berhasil meraih sejumlah penghargaan, antara lain juara ketiga penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta (1998), meraih hibah Yayasan Kelola (2007), penghargaan dari Menbudpar RI atas skenario film Romantika Mesin Cusi (2005).
Selain itu pernah menampilkan pertunjukan "Cupak Tanah" di Bentara Budaya Jakarta (2000), Gedung Kesenian Jakarta (2000), CCCL Bandung (2007), dan berbagai kegiatan di tanah Air.
Karya cerpennya juga masuk dalam kumpulan Komunitas Sastra Indonesia dan Lobakan.
"Pementasan monolog kali ini, diharapkan mampu memberikan hiburan kepada publik sekaligus perspektif baru terhadap realitas kehidupan sosial dan politik melalui caranya tersendiri," ujar Putu Aryastawa.
(ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012
