Surabaya (ANTARA) - Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Ulil Abshar Abdalla mengajak segenap sivitas Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berdakwah dengan mengandung bujukan atau bil hikmah.

"Karena kita tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa apa yang kita sampaikan hanya diketahui oleh satu golongan atau kelompok saja," kata Ulil dalam keterangannya di Surabaya, Jumat.

Baca juga: Unusa masuk peringkat 58 PTN/PTS terbaik di Indonesia

Di era digital ceramah atau tausiyah mudah direkam dan disebarkan kepada siapa saja, jika apa yang disampaikan kemudian menyinggung kelompok lain atau agama tertentu, akan menjadi persoalan.

Oleh karena itu, lanjut Ulil, saat ini umat Muslim perlu memberikan pemahaman agama dengan cara sabar dan mawas diri agar tidak menimbulkan masalah di era serba digital saat ini.

"Apalagi setiap ayat Alquran itu memiliki kaitan yang nyata dalam kehidupan saat ini, oleh karena itu setiap kejadian erat kaitannya dengan apa yang difirmankan Allah dalam Alquran. Itulah sebabnya dalam menyampaikan dan mengajak dalam hal kebaikan kepada sesama manusia harus mengandung bujukan, bil hikmah, tidak dengan memerintah," ujarnya.

Dikatakannya, di zaman saat ini sulit untuk mempertahankan iman, karena hampir sebagian besar kehidupan manusia modern dipengaruhi oleh platform digital seperti media sosial yang bebas menyampaikan pendapat dan mempengaruhi pola pikir seseorang.

"Banyak pertanyaan yang menyangkut agama kita dan kebanyakan apa yang disampaikan melalui media itu berbau menyudutkan, apalagi persebaran adanya media saat ini begitu cepat dan meluas," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini yang paling dominan adalah kebudayaan bangsa barat yang berkembang dan dibentuk oleh pengalaman orang-orang barat, dimana kebudayaan tersebut mendominasi keragu-raguan dan mencurigai agama Islam. Skeptisisme ini muncul melalui tontonan perihal keagamaan yang dapat diperoleh melalui tontonan digital.

"Sehingga, yang menjadi tantangan Muslim saat ini adalah kita sebagai umat manusia mudah dilihat banyak orang. Di era lama, kita berbicara atau berpendapat itu tidak banyak orang tahu, tapi sekarang sebagai orang beragama kita perlu hati-hati, karena mudah menjadi tontonan dan diawasi, apalagi budaya modern saat ini yang semangatnya tidak suka dengan agama," tuturnya.

Baca juga: Unusa sediakan beasiswa peringati 1 Abad NU

Baca juga: Unusa gandeng NU Circle gelar TOT Tadris Matematika bagi guru SD


Sementara itu, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, mengatakan peringatan Nuzulul Quran yang diselenggarakan Unusa pada hakikatnya merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menurunkan kitab suci Alquran sebagai pedoman hidup umat manusia sehari-hari sekaligus sebagai kekuatan persatuan umat Muslim utamanya pada era digitalisasi saat ini.

"Zaman sekarang digitalisasi sudah menguasai hampir seluruh aktivitas manusia saat ini. Dampak digital memiliki pengaruh kuat bagi kehidupan, maka dari itu tiap individu perlu memiliki pegangan nilai dalam menghadapi setiap permasalahan kehidupan dan pegangan kita sebagai umat Muslim adalah kitab suci Al-Quran," tuturnya.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023