Surabaya (ANTARA) - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama International Organization for Migration Perserikatan Bangsa-Bangsa (IOM PBB) berkolaborasi membantu warga migran melalui kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) berskala internasional.

Head of Advisory Board Pengmas Internasional Unusa dr. Dwikoryanto di Surabaya, Senin, mengatakan pengabdian tersebut seiring dengan deklarasi PBB dalam resolusi 72/130 terkait peringatan The International Day of Living Together in Peace atau Hari Hidup Berdampingan dalam Damai, yang jatuh pada 16 Mei.

"Ini kebhinnekaan-nya tinggi dan nahdliyin banget, makanya FK (Fakultas Kedokteran) Unusa harus menjadi bagian dari hari internasional ini," ujar Dwikoryanto.

Ia mengatakan pihaknya menggandeng IOM sebagai mitra strategis karena organisasi di bawah PBB tersebut berfokus di bidang migrasi. "Ibarat berkah Allah turun melalui IOM sehingga kami belajar banyak tentang isu migran internasional," katanya.

Baca juga: Ketua Lakpesdam PBNU ajak civitas Unusa berdakwah "bil hikmah"

Baca juga: Unusa masuk peringkat 58 PTN/PTS terbaik di Indonesia


Sementara itu, Dekan FK Unusa Dr. dr. Handayani menyebut jika kegiatan ini akan menambah eksposure untuk aktif berkontribusi dalam pergaulan internasional.

Menurut dia, para profesional nusantara tidak boleh berdiam diri. Harus proaktif mengambil peran. Termasuk para dokter dan mahasiswa FK Unusa.

"Selain itu, agar para pengungsi itu punya kesempatan belajar sesuatu yang baru dan tumbuh bersama-sama kita. Kerja sama FK Unusa dengan IOM ini telah dimulai pada bulan Desember 2022. Bulan Desember dianggap istimewa karena ada Hari Ibu 22 Desember dan Hari Migran Internasional 18 Desember," katanya.

"FK Unusa mengundang IOM untuk bicara tentang migran, tapi concern-nya ke kesehatan mental perempuan," ucapnya.

Sedangkan Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) FK Unusa dr. Hafid Algristian mengungkapkan caregiver atau perawat lansia banyak dibutuhkan keberadaannya di hampir seluruh keluarga di Indonesia maupun di luar negeri.

Secara tidak langsung, caregiver memiliki peran penting dalam kehidupan lansia. Merawat lansia merupakan pekerjaan yang mulia, karena perawat secara langsung terlibat dalam kehidupan lansia untuk membantunya hidup lebih baik. Terlebih lagi pada lansia dengan kondisi kesehatan tertentu yang menggantungkan hidupnya dari bantuan orang lain.

"Selain dibutuhkan kesabaran, ilmu pengetahuan dalam merawat dan mengasuh lansia menjadi hal utama yang harus dimiliki. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang matang, perawat akan lebih percaya diri dalam memberikan perawatan atau tindakan kepada pasien," tuturnya.*

Baca juga: Unusa terjunkan 1.500 Pasukan Semut sukseskan 1 Abad NU

Baca juga: Unusa sediakan beasiswa peringati 1 Abad NU


Pewarta: Willi Irawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023