Surabaya (ANTARA) - Pengamat kepelabuhanan yang juga Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi mengatakan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai bagian dari program strategis nasional hilirisasi dan pengiriman logistik sudah tepat.

"Pelabuhan itu akan menjadi pendukung aktivitas KEK (kawasan ekonomi khusus) Sei Mangkei dan kawasan industri yang ada di sekitar pelabuhan," kata Siswanto dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.

Hal ini ia sampaikan untuk merespons anggapan beberapa pihak yang menyebut pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung adalah hal yang sia-sia. Menurutnya, kawasan industri akan efektif jika didukung dengan keberadaan pelabuhan untuk distribusi bahan baku maupun hasil produksi dari sejumlah pabrik yang ada di dalam kawasan industri tersebut.

"Bagaimana mereka yang ada di kawasan industri mau membangun pabriknya jika jauh dari pelabuhan, sementara kita tahu barang konstruksi ataupun mesin-mesin pabrik ukuran maupun jumlahnya juga cukup besar. Ini kami masih berbicara soal pembangunan pabrik, belum distribusi hasil produksi," kata Siswanto.

Menurut dia, geliat aktivitas pelabuhan disebut akan terus meningkat seiring dengan beroperasi sejumlah pabrik di KEK Sei Mangkei ataupun yang ada di Kawasan Industri Kuala Tanjung.

Siswanto mengatakan, dari data yang ia peroleh, Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya adalah kolam pelabuhan yang memiliki kedalaman mencapai minus 17 meter lws (low water spring).

Dengan kedalaman kolam tersebut, kata dia, Pelabuhan Kuala Tanjung dapat melayani kapal dengan ukuran panjang kurang lebih mencapai 250 meter. Dengan ukuran tersebut kapal dapat mengangkut muatan barang kurang lebih mencapai 10.000 sampai dengan 30.000 ton barang curah maupun general cargo dan peti kemas kurang lebih 4.000 teus.

"Letak pelabuhan juga strategis, ada di Selat Malaka, jadi sangat efektif bagi industri, baik untuk ekspor maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri," ucapnya.

Kondisi akan berbeda jika pelabuhan dibangun di tengah atau di akhir ketika kawasan industri sudah beroperasi. Hal itu disebut oleh Siswanto akan mengganggu distribusi barang karena belum adanya fasilitas pelabuhan.

Pilihan menggunakan Pelabuhan Belawan, kata dia, akan menambah biaya logistik mengingat jarak yang cukup jauh dari KEK Sei Mangkei maupun dari Kawasan Industri Kuala Tanjung.

"Membangun pelabuhan juga butuh waktu, tidak sebentar, tidak serta merta juga langsung bisa ramai, karena akan mengikuti barang atau muatan yang ada. Semua pasti sudah ada kajiannya. Jadi keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah tepat, tinggal bagaimana pihak-pihak yang berkepentingan berkolaborasi serta memacu pengembangan kawasan industri yang ada di sekitar pelabuhan," kata Siswanto.

Direktur Utama PT Prima Multi Terminal (PMT Kuala Tanjung), Eko Hariyadi Budiyanto mengatakan, arus kapal dan barang di Pelabuhan Kuala Tanjung terus meningkat sejak beroperasi pertama kali pada tahun 2019.

Arus peti kemas pada tahun 2019 tercatat sebanyak 23,9 ribu teus, sementara pada tahun 2020 tercatat sebanyak 54 ribu teus. Arus peti kemas mengalami peningkatan pada tahun 2021 yang mencapai 70,3 ribu teus dan mengalami sedikit penurunan sebesar 0,5 persen pada tahun 2022.

"Bukan hanya arus peti kemas yang mengalami peningkatan, arus barang curah kering juga tumbuh. Pada tahun 2022 lalu tercatat sebanyak 10,8 ton," kata Eko.

Selain peti kemas dan general cargo, Pelabuhan Kuala Tanjung juga menangani kegiatan bongkar muat curah cair dan general cargo. Perseroan mencatat arus curah cair pada tahun 2019 sebanyak 102 ribu ton, lalu pada tahun 2020 arus meningkat menjadi 366 ribu ton. Arus curah cair pada tahun 2021 tercatat sebanyak 672 ribu ton.

Sementara untuk arus barang general cargo, pada tahun 2021 sebanyak 4,1 ribu ton menjadi 63,1 ribu ton pada tahun 2022.

"Kami akui memang arus kapal dan barang masih fluktuatif, namun demikian manajemen terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan kapal maupun arus barang di Pelabuhan Kuala Tanjung," lanjutnya.

Baca juga: Pelabuhan Kuala Tanjung disiapkan jadi "transshipment port"
Baca juga: Menhub minta pengelola Pelabuhan Kuala Tanjung tingkatkan layanan
Baca juga: Pelindo I pacu pertumbuhan ekonomi Sumut lewat Pelabuhan Kuala Tanjung

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023