praktik baik dari Kabupaten Bulungan ini dapat dipelajari daerah lain
Tanjung Selor (ANTARA) - Pemulihan pembelajaran (learning recovery) akibat pandemi COVID-19 Indonesia terindikasi berhasil, didukung dari dua pengukuran berbeda yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI)

“Dari pengukuran berbeda yang dilakukan Pemkab Bulungan dan INOVASI menunjukkan indikasi terjadinya learning recovery,” kata Bupati Bulungan Syarwani di Tanjung Selor, Kamis.

Kedua pengukuran ini juga menemukan bahwa karakteristik Kurikulum Merdeka yaitu asesmen diagnostik, pembelajaran terdiferensiasi, dan penyederhanaan kurikulum berkontribusi dalam proses learning recovery pada bidang literasi dan numerasi.

Temuan ini dipaparkan dalam kegiatan Media Briefing: Build Back Better, Pemulihan Pembelajaran Paska Pandemi-19 di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (13/4/2023).

Bupati Bulungan Syarwani mengatakan penggunaan karakteristik Kurikulum Merdeka membantu Bulungan menahan laju hilangnya pembelajaran (learning loss). Kesimpulan itu diambil setelah mengukur kemampuan membaca 16.757 siswa SD di Bulungan pada tahun 2022.

Hasil perbandingan pengukuran pada 2017, 2019, dan 2022 menunjukkan terjadinya learning loss, tetapi hasil pengukuran 2022 masih di atas 2017.

Baca juga: POP diharapkan jadi alternatif pemulihan "learning loss"
Baca juga: WSJ: Anak-anak di AS hadapi learning loss yang parah akibat COVID-19


Lebih lanjut Bupati Syarwani mengatakan, kemampuan Bulungan menahan learning loss, menjadi modal untuk memperkuat program jangka panjang memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).

Bupati Syarwani mengatakan, proses learning recovery mendesak dilakukan untuk memastikan anak-anak Bulungan menguasai keterampilan literasi, numerasi, dan karakter.

Direktur Program INOVASI, Mark Heyward mengatakan temuan Pemkab Bulungan tidak jauh berbeda dengan hasil studi learning loss yang dilakukan INOVASI 2023. Studi ini menunjukkan indikasi pemulihan hasil belajar literasi dan numerasi, yaitu setara dengan dua bulan pembelajaran (atau 0,16 SD untuk literasi dan 0,12 SD untuk numerasi).

Studi ini melibatkan 4.103 siswa, 360 guru di 69 sekolah dari tujuh kabupaten di empat provinsi mitra Program INOVASI di Indonesia. Analisis studi ini menggunakan metode Item Response Theory (IRT), regresi OLS, serta pendapat ahli matematika dan Bahasa Indonesia untuk membandingkan data hasil belajar siswa tahun 2020, 2021, dan 2022. INOVASI merupakan program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia.

Lebih lanjut Mark mengatakan, studi ini juga menemukan penggunaan kurikulum yang disesuaikan (kurikulum darurat, kurikulum yang disederhanakan secara mandiri, dan kurikulum prototype) mampu mempercepat learning recovery setara empat bulan.

Guru memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa (pembelajaran terdiferensiasi) berkontribusi setara tiga bulan. Guru melakukan asesmen sebelum memulai materi baru berkontribusi setara dua bulan.

Baca juga: IDAI minta orang tua kawal pendidikan anak tekan risiko learning loss
Baca juga: Teknologi bantu bangkit dari "learning loss"

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan dua pengukuran yang dilakukan Pemkab Bulungan dan INOVASI menjadi bukti keselarasan Kurikulum Merdeka dengan kebutuhan daerah dalam proses learning recovery.

Ia senang karena kehadiran Kurikulum Merdeka disambut positif oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah tidak hanya berpartisipasi untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka, tetapi memanfaatkan kehadiran kurikulum merdeka sebagai terobosan untuk menjawab kebutuhan daerah.

“Salah satu contoh daerah yang secara progresif menggunakan kurikulum merdeka itu adalah Kabupaten Bulungan. Saya berharap praktik baik dari Kabupaten Bulungan ini dapat dipelajari daerah lain di Indonesia, sehingga pendidikan kita bisa benar-benar pulih dari pandemi,” tegasnya.

Praktik baik yang dicontohkan Kabupaten Bulungan juga membuktikan bahwa Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di daerah dengan berbagai kondisi.

Baca juga: Kemendikbudristek sebut pandemi perparah krisis pembelajaran

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023