Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 68.697.932 jiwa sudah menerima dosis ketiga vaksin COVID-19, setelah bertambah 5.429 jiwa pada Jumat (14/4) hingga pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data Satgas yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, disebutkan bahwa kenaikan penerima vaksin COVID-19 juga terjadi pada dosis pertama yang kini totalnya ada 203.828.285, atau bertambah 425 jiwa.

Kemudian, penerima dosis kedua naik 996 jiwa. Kini jumlah keseluruhannya adalah 174.864.236 jiwa. Sedangkan sebanyak 3.120.622 jiwa, sudah menerima dosis keempat atau bertambah 1.602 jiwa dari hari sebelumnya.

Baca juga: Satgas: Vaksin booster diwajibkan bagi pelaku perjalanan

Pemerintah menyatakan 234.666.020 jiwa ditargetkan sebagai sasaran penerima vaksinasi COVID-19.

Sementara terkait dengan tren kasus COVID-19, per hari ini kasus positif bertambah 1.017 kasus. Dengan demikian, kasus COVID-19 di Indonesia sejak awal pandemi sebanyak 6.755.600 kasus.

Dengan bertambahnya kasus positif, menjadikan kasus aktif yang naik 540 kasus, sehingga totalnya mencapai 8.259 kasus. Dengan 14 jiwa dinyatakan meninggal akibat COVID-19, sehingga jumlah kumulatif orang yang meninggal menjadi 161.110 jiwa.

Walaupun demikian, 6.586.231 pasien dinyatakan sembuh, bertambah 463 dari hari sebelumnya.

16.926 spesimen sudah diperiksa di seluruh laboratorium Indonesia, dengan 1.428 orang dinyatakan sebagai suspek COVID-19.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro mengajak semua lapisan masyarakat untuk menciptakan lingkungan mudik 2023 yang aman dengan segera melengkapi dosis vaksin COVID-19.

“Sebenarnya status pandemi kita juga belum dicabut. Tapi, alhamdulillah memang di Indonesia ini dalam kondisi yang terkontrol (tren) COVID-19-nya,” kata Reisa.

Adanya vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu bentuk adaptasi kebiasaan baru yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat untuk mencegah potensi penularan virus. Vaksinasi juga bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit lainnya, seperti influenza atau Tuberkulosis (TB) dan penyakit menular lainnya.

Baca juga: Dokter: Silaturahim saat mudik tetap perhatikan protokol kesehatan

Baca juga: Dokter sebut perlu pertimbangkan beberapa faktor sebelum mudik


Ketika berada di ruang publik yang dipenuhi banyak orang seperti saat mudik, antibodi yang kuat sangat diperlukan. Apalagi, dengan pandemi yang hingga kini masih terus terjadi dibarengi dengan kemunculan varian baru Arcturus.

Dengan terbentuknya antibodi yang optimal dari vaksin, masyarakat dapat tercegah dari penyakit seperti pada awal menghadapi pandemi. Menurutnya, masyarakat sudah bisa memahami bahwa ketika antibodi turun, virus akan lebih cepat menular, sehingga vaksinasi sangat penting untuk tetap diberikan.

Ia mengimbau agar masyarakat segera mendapatkan vaksinasi penguat pada pekan ini agar mudik bisa berjalan aman dan tidak mengubah kondisi pandemi COVID-19 yang telah berhasil dikendalikan.

“Vaksin itu untuk membentuk pertahanan yang optimal. Butuh waktu satu sampai dua pekan setelah penyuntikan, jadi sebelum kita mudik pekan depan, kita harus vaksin dulu sebelum kita bertemu keluarga. Apalagi, kalau termasuk kelompok rentan, seperti lansia, ibu hamil atau orang-orang yang punya imuno defisiensi,” ujarnya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023