Yogyakarta (ANTARA News) - Kota Yogyakarta yang sempat sepi, dan nyaris "mati" dari aktivitas masyarakatnya pada pasca gempa dahsyat 27 Mei lalu, Rabu malam tampak "hidup" kembali, setelah listrik menyala di hampir sebagian besar wilayah kota ini. Kawasan pertokoan di Jalan Malioboro malam tampak mulai ramai dengan lalu lalangnya kendaraan bermotor, dan toko-toko yang kembali buka serta warung lesehan di sepanjang trotoar yang mulai dipadati pembeli. Para pengamen yang sempat menghilang beberapa hari belakangan ini, tampak kembali mewarnai suasana malam di sepanjang Jalan Malioboro di jantung kota budaya dan pariwisata ini. Pemandangan serupa juga terlihat di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Sudirman, Jalan Pangeran Mangkubumi dan Jalan Diponegoro. Toko banyak yang buka, dan warung lesehan pun ikut mengais untung selepas pukul 21.00 WIB ketika toko mulai tutup. Sementara itu, suasana di sejumlah hotel berbintang yang kebetulan tidak mengalami kerusakan berat, tampak dipenuhi tamu yang menginap. Seperti Hotel Mercure, Inna Garuda, Novotel, Hyatt dan Melia Purosani, meraup untung lebih banyak, karena banyak hotel berbintang lainnya yang mengalami rusak cukup berat akibat diguncang gempa. Apalagi banyak rombongan menteri serta pejabat dari pusat yang mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait dengan urusan penanggulangan korban bencana gempa. Meski kota Yogyakarta mulai menggeliat dengan aktivitas warganya, setelah empat hari dicekam gempa, isu adanya penyusup dan penjarah dari luar daerah masuk DIY, cukup meresahkan sebagian warga masyarakat terutama para pengungsi yang berada di tempat-tempat pengungsian. Namun, isu tersebut dibantah para petinggi Polri di daerah ini. Kapolda DIY Brigjen Polisi Aris Sampurna Jati menegaskan, sampai sekarang tidak ada penyusupan orang tidak dikenal ke tempat pengungsian korban gempa, dan yang ada pelaku curanmor (pencurian kendaraan bermotor) yang tertangkap saat akan beraksi di tempat pengungsian di Bantul. "Sampai saat ini belum ada laporan adanya penyusupan orang tidak dikenal dan menjarah barang milik pengungsi, tetapi yang terjadi pada hari Selasa jajaran Polres Bantul menangkap pelaku curanmor di Imogiri," katanya. Kapoltabes Yogyakarta Kombes Polisi Haka Astana membantah adanya penjarahan yang dilakukan warga terhadap stok bahan makanan di beberapa toko di kota ini, menyusul sulitnya warga memperoleh bahan makanan pada pasca gempa yang melanda DIY dan sekitarnya Sabtu (27/5) lalu. "Tidak ada laporan adanya penjarahan, dan sejak terjadi gempa 27 Mei lalu kami sudah mengerahkan pasukan sepedamotor yang terdiri 30 unit kendaraan berkekuatan 60 personil yang berpatroli keliling wilayah kota sejak pagi, siang hingga malam untuk memantau keamanan Kota Yogyakarta," ujarnya kepada ANTARA, Rabu. Namun, kemungkinan adanya pencegatan di jalan terhadap kendaraan pengangkut bantuan logistik yang dilakukan sekelompok warga yang sangat membutuhkan bahan pangan, ia tidak memungkiri. "Dalam situasi seperti sekarang, kemungkinan tersebut bisa saja terjadi," sambungnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006