"Inilah tantangan yang harus jadi kerja keras para orang tua untuk mendampingi anak-anak kita," kata Bintang Puspayoga dalam acara Focus Group Discussion bertajuk "Upaya Perlindungan Khusus Anak yang Berhadapan dengan Hukum" di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Menurut Bintang Puspayoga, salah satu implikasi dari perkembangan teknologi informasi saat ini adalah derasnya arus informasi dan globalisasi yang diterima oleh anak-anak.
Anak-anak dengan mudah meniru nilai-nilai yang hadir melalui dunia maya tanpa dibarengi oleh kecakapan untuk menyaring informasi.
Baca juga: Menteri Bintang: Hak anak terlibat dalam pembangunan penting dipenuhi
Baca juga: Menteri PPPA: Sosok Buya Hamka bisa jadi inspirasi anak muda
Situasi ini secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada terjadinya kasus-kasus yang melibatkan anak, baik anak sebagai korban, maupun anak sebagai pelaku.
Menteri Bintang Puspayoga pun menyatakan keprihatinan dengan banyaknya kasus anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) saat ini, khususnya anak yang berkonflik dengan hukum (AKH).
Kondisi yang memprihatinkan ini, menurutnya, tidak terjadi secara tiba-tiba, namun ada berbagai proses yang melatarbelakangi, mulai dari faktor internal hingga faktor eksternal.
Menteri Bintang pun mengajak semua pihak untuk menyadari bahwa ada pengaruh lingkungan yang membuat anak menjadi korban atau pelaku dalam kasus anak.
"Sedikit banyak, kita sebagai orang dewasa, kalau boleh harus menyadari bahwa kita turut andil menciptakan lingkungan yang mungkin saja membuat anak menjadi seperti itu," kata Bintang Puspayoga.
Untuk itu pihaknya menekankan pentingnya melakukan pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus anak.*
Baca juga: Menteri Bintang manfaatkan Rumah SAPA lindungi korban kekerasan
Baca juga: Menteri Bintang apresiasi perpanjangan Gugus Tugas Percepatan RUU PPRT
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023