Kendari (ANTARA) - Baubau - Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, La Ode Ahmad Monianse menyebutkan budidaya udang vaname merupakan peluang menjanjikan yang perlu dikejar oleh masyarakat, karena pemeliharaannya tergolong tidak terlalu sulit dan media budidayanya cukup fleksibel bisa di air tawar, air asin maupun air payau.

Potensi udang Vaname ini untuk dikembangkan di suatu daerah sangat terbuka, apalagi kepala stasiun karantina dengan jaringannya juga sudah membuka ruang untuk ekspor.

"Tinggal dari kita saja yang menyiapkan komoditi-nya. Jadi, budidaya di Kota Baubau ini sangat menjanjikan," kata Wali Kota pada Panen Perdana Budidaya Udang Vaname Sistem Biovlok Supra Intensif di Balai Budidaya Perikanan Kolagana (BBPIK), di Baubau, Sabtu.

Dinas Perikanan (Diskan) daerah itu sukses merintis budidaya udang vaname sistem bioflok supra intensif di Kelurahan Palabusa Kecamatan Lealea dan menjadi budidaya percontohan.

Saat ini, udang vaname menjadi komoditi perikanan yang seksi karena tiga bulan dibudidayakan sudah panen dan nilai jualnya juga sudah semakin baik.

"Alhamdulillah, Dinas Perikanan sudah memperlihatkan contoh terbaiknya untuk dijadikan pembelajaran buat siapa saja yang ingin memulai usaha," kata Wali Kota Ahmad Monianse.

Menurut dia, hasil panen tersebut sudah cukup membuktikan,sehingga masyarakat bisa melihat atau menangkap sebagai peluang dengan menciptakan perekonomiannya menjadi lebih baik.

Seyogyanya, menurut dia, penganggaran perikanan yang selama ini lebih besar berorientasi pada sektor nelayan tangkap sudah perlu ditinjau ulang.

Selain garis pantai Kota Baubau tidak begitu banyak untuk dimanfaatkan juga pengadaan sarana dan prasarana nelayan tangkap dirasa sudah tidak begitu efektif.

Jumlah bantuan ketinting yang selama ini kalau disusun, maka tidak perlu lagi mendayung sudah bisa menyeberang ke Pulau Makassar atau Waara dengan cara lompat-lompat dari perahu ke perahu.

"Dengan daya dukung kapal dua tonase, maka tidak cukup lagi untuk menantang zaman dan perubahan iklim yang mempengaruhi pola penyebaran ikan," jelasnya.

Olehnya itu, Wali Kota sangat berharap kepada pihak perbankan untuk membuat kebijakan sistem kredit yang dapat mendukung semangat perubahan masyarakat dari tangkap ke budidaya.

 Untuk itu, kalau tidak didukung dengan sistem keuangan atau permodalan tentu menjadi hambatan tersendiri.

Sementara, Kepala Dinas Perikanan Baubau, Yulia Widiarti mengungkapkan, panen perdana tersebut merupakan hasil budidaya sebanyak 1.120 benih udang vaname yang budidaya dilakukan sekira tiga bulan dan menghabiskan pakan senilai Rp30 juta.

Secara kasat mata menunjukkan budidaya berhasil dan cocok di Baubau. Bibitnya diambil dari Sidrap (Sulawesi Selatan).

"Alhamdulillah kondisinya bagus, dan kita target bisa panen 1-2 ton dari semua demplot. Ini percontohan, kita juga siap melakukan pembinaan kepada masyarakat, terserah mau seperti apa," kata Yulia.

Selama ini, ujar dia, komoditas udang di pasar-pasar lokal Baubau banyak dipasok dari Kabupaten Buton Tengah dan Bombana.

Untuk itu pihaknya berharap kepada anggota DPRD agar mulai mengarahkan anggaran pokok pikiran (Pokir)-nya ke budidaya udang vaname.

"Alhamdulillah sudah banyak yang pesan dari pedagang pasar Nugraha dengan orang perorangan. Kalau harganya sesuai size, kalau di pasar Rp70 ribu sampai Rp80 ribu per kilo, kalau kita Rp50 ribu sampai Rp60 ribu," kata mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Baubau ini.

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023