Jakarta (ANTARA News) - Tingkat inflasi nasional pada Mei 2006 sebesar 0,37 persen, sehingga laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2006 sebesar 2,41 persen dan laju inflasi (year on year) sebesar 15,60 persen. "Inflasi tertinggi terjadi di Banda Aceh sebesar 3,14 persen dan inflasi terendah di Serang, Cilegon 0,04 persen. Sedangkan deflasi terbesar di Ambon sebesar 1,41 persen dan deflasi terkecil di Batam dan Samarinda 0,02 persen," kata Kepala BPS Choiril Maksum, di Jakarta, Kamis. Sedangkan pada April 2006 lalu inflasi hanya 0,05 persen, dengan inflasi tahun kalender 2,03 persen dan inflasi tahun berjalan 15,40 persen. Choiril Maksum mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa. Ia menjelaskan, kelompok bahan makanan naik menjadi 0,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,30 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,30 persen, sandang 2,03 persen, kesehatan 0,57 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,17 persen. Sementara itu, inflasi komponen inti pada Mei 2006 sebesar 0,44 persen. Laju inflasi komponen tahun kalender Januari-Mei 2006 sebesar 2,40 persen, sedangkan laju inflasi (year on year) atau Mei 2006 terhadap Mei 2005 sebesar 9,54 persen. Choiril mengatakan bahwa akibat bencana gempa Yogyakarta pada 27 Mei lalu telah dihitung dalam komponen inflasi Mei. "Inflasi di sana cukup tinggi 1,05 persen. Beras naik 0,97 persen dan daging 4,56 persen. Jadi laporan Yogyakarta terakhir sudah masuk," katanya. Menurut dia, kenaikan bahan makanan disebabkan karena berakhirnya masa panen, bahkan di beberapa daerah kenaikannya sangat besar seperti di Purwokerto 3,59 persen, dan Surakarta 1,46 persen.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006