Hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Bantul terdapat kuliner khas setempat, dan kami dorong serta bantu promosinya melalui internet,"
Bantul (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempromosikan kuliner khas daerah setempat melalui internet agar semakin dikenal masyarakat luas.

"Hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Bantul terdapat kuliner khas setempat, dan kami dorong serta bantu promosinya melalui internet," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul Bambang Legowo, Rabu.

Menurut dia, beberapa waktu lalu Kantor Pengelolaan Data dan Telematika (KPDT) Bantul juga sudah membuat "website" sebagai media promosi di internet agar dapat diakses publik.

"Oleh sebab itu, kami akan meminta kepada camat se Bantul untuk melakukan pendataan potensi kuliner khas masing-masing, sehingga nantinya bisa dipromosikan melalui `website`," katanya.

Ia mengatakan selain melakukan promosi melalui internet, juga melalui pariwara maupun ulasan kuliner dalam selebaran yang diterbitkan melalui Humas Pemkab Bantul.

"Upaya mempromosikan kuliner khas ini juga bagian dari promosi wisata yang ada di Bantul, karena tentunya wisatawan yang berkunjung ke daerah ini akan menikmati berbagai makanan khas," katanya.

Ia menyebutkan kuliner khas Bantul yang jarang ditemui di daerah lain di antaranya geplak (makanan yang terbuat dari gula dan kelapa), sate klathak, gudeg manggar, serta mie "lethek", dan sebagainya.

"Konsumen satu sama lain memang tidak sama, karena pada dasarnya pasarnya sendiri-sendiri, jadi saya kira tidak masalah ketika mereka juga melakukan promosi sendiri," katanya.

Ia mengatakan selain memfasilitasi promosi melalui internet, pihaknya juga bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan pembinaan serta pelatihan, terutama pengusaha kuliner khas daerah setempat yang sedang berkembang.

"Kuliner itu tumbuh, biasanya berada di sekitar objek wisata maupun desa wisata, sehingga manajemen pasar juga harus diperhatikan, jangan sampai asal menjual," katanya.

(KR-HRI/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012