Kenya (ANTARA) - Para pemimpin Afrika Timur menyerukan segera diakhirinya pertempuran yang sedang berlangsung di Sudan, di mana bentrokan militer telah menewaskan sedikitnya 97 orang dan melukai ratusan lainnya.

Kepresidenan Kenya mengatakan para pemimpin dari blok regional Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan (IGAD) mengadakan sesi virtual secara darurat pada Minggu (16/4). Mereka menyerukan penghentian segera permusuhan antara pihak-pihak yang berkonflik di Sudan.

Mereka yang berada dalam sesi darurat tersebut adalah Presiden William Ruto dari Kenya, Salva Kiir dari Sudan Selatan, Yoweri Museveni dari Uganda, Ismail Omar Guelleh dari Djibouti, dan Hassan Sheikh Mohamud dari Somalia.

"Presiden William Ruto meminta para pemimpin IGAD mengambil sikap tegas terhadap krisis untuk memulihkan perdamaian di negara itu," demikian menurut pernyataan Kepresidenan Kenya yang dirilis di Nairobi.

Para pemimpin tersebut memutuskan untuk mengirim Presiden Kiir, Ruto, dan Guelleh sedini mungkin untuk mendamaikan kelompok yang sedang berkonflik.

Para pemimpin juga meminta kedua belah pihak yang terlibat konflik di Sudan untuk menyediakan koridor aman bagi bantuan kemanusiaan di Khartoum, Ibu Kota Sudan, serta kota-kota lain terdampak.

Bentrokan disertai kekerasan meletus pada Sabtu (15/4) antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter di Khartoum. Kedua belah pihak saling menuduh memulai konflik.

Ketegangan antara kedua pasukan militer itu meningkat sejak Rabu (12/4) di wilayah Merowe di Sudan utara, setelah RSF memindahkan kendaraan militer ke lokasi dekat pangkalan udara militer di sana, menjadi sebuah langkah yang dianggap ilegal oleh tentara.

Perbedaan mendalam telah muncul antara tentara Sudan dan RSF, terutama mengenai integrasi RSF ke dalam tentara sebagaimana diatur dalam perjanjian kerangka kerja yang ditandatangani antara pemimpin militer dan sipil pada 5 Desember 2022.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023