"Melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Uji Petik PMK3I, telah disepakati subsektor kriya dengan kekhususan kriya tenun sebagai subsektor ekonomi kreatif unggulan Kabupaten Buton Tengah yang akan menghela subsektor kuliner dan fesyen," katanya Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Hariyanto dalam keterangan resminya, Selasa.
Ia mengatakan Kabupaten Buton Tengah tak hanya menyimpan keindahan alam yang mempesona, tetapi juga memiliki potensi ekonomi kreatif yang layak untuk dikembangkan.
Hariyanto mengungkapkan, kegiatan PMK3I bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekosistem ekonomi kreatif di Kabupaten Buton Tengah secara bottom-up melalui mekanisme pengisian borang dan uji petik.
Menindaklanjuti hasil itu, Kemenparekraf bersama dengan tim penilai program Pengembangan KaTa (Kabupaten/Kota) Kreatif melakukan kunjungan dan wawancara terhadap pelaku ekonomi kreatif dari subsektor kriya, fesyen, dan kuliner yang ada di Kabupaten Buton Tengah.
Diketahui bahwa kriya tenun di Buton Tengah berbasis kepada tradisi dan daya kreativitas masyarakat lokal melalui pemanfaatan warisan budaya lokal yang turun temurun sejak abad XII.
Jumlah penenun di Kecamatan Mawasangka Tengah merupakan basis penenun Buton terbanyak di Buton Tengah, yakni ada 10 desa dan satu kelurahan yang seluruh masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin, bahkan tenun dari wilayah ini telah mejeng dalam New York Indonesia Fashion Week 2023.
Pj. Bupati Buton Tengah, Muhammad Yusup mengatakan, hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buton tengah untuk mengembangkan potensi parekraf di daerahnya. Terlebih, Buton Tengah juga memiliki event budaya yang sarat dengan kearifan lokal dan tersebar di seluruh kecamatan, salah satunya adalah Festival Kande-kandea yang berhasil masuk ke dalam Karisma Event Nasional (KEN) 2023.
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
