Jakarta (ANTARA) -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen pada triwulan II-2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), setelah perkiraan lima persen (yoy) pada kuartal I-2023.
 
"Pada kuartal I ekonomi sudah menggeliat, sehingga di triwulan kedua bisa mencapai 5,1 persen (yoy) atau bahkan lebih sedikit dengan adanya momen Lebaran," ungkap Perry dalam  Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa.

Dengan perkiraan tersebut, secara keseluruhan tahun 2023 perekonomian domestik kemungkinan akan tumbuh bias ke atas pada proyeksi BI dalam rentang 4,5 persen (yoy) sampai 5,3 persen (yoy) atau tepatnya kemungkinan sekitar 5,1 persen (yoy).

Perry menuturkan perkiraan keseluruhan tahun tersebut seiring dengan perekonomian Indonesia yang semakin menggeliat lebih baik berkat konsumsi swasta yang lebih kuat, kinerja ekspor lebih kuat, dan investasi khususnya non bangunan yang bagus.

Konsumsi swasta diperkirakan semakin kuat seiring dengan terus naiknya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi.

Adapun kegiatan investasi tetap berlanjut, terutama investasi non bangunan. Sementara, kinerja ekspor tetap positif.

Hingga Maret 2023, ia menyebutkan ekspor nonmigas Indonesia tumbuh tinggi yang didukung antara lain oleh ekspor batu bara, mesin listrik, dan kendaraan bermotor. Berdasarkan negara tujuan, ekspor non migas ke Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang menjadi kontributor utama.

Berdasarkan lapangan usaha, kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi diprakirakan tumbuh kuat.

"Secara spasial, peningkatan konsumsi terjadi di hampir seluruh wilayah dan diikuti kinerja ekspor yang tetap tinggi di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua)," kata dia.
 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023