Jakarta (ANTARA) - Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menyatakan tingkat keterisian kursi atau okupansi kereta api (KA) untuk keberangkatan dari stasiun di daerah operasional 1 Jakarta pada arus mudik Lebaran 2023 yaitu mulai 19 April sampai 21 April 2023 sudah mencapai 100 persen.

“Jadi bisa kita katakan untuk seluruh penjualan sampai 21 mulai dari 19 April okupansinya sudah 100 persen. Bisa dikatakan semuanya sudah terjual,” katanya saat ditemui Antara di Jakarta, Rabu.

Meski tingkat okupansi sudah penuh, Eva menuturkan masih ada kesempatan untuk mendapat tiket kereta api apabila terdapat calon penumpang yang membatalkan keberangkatannya.

Ia menjelaskan calon pembeli bisa melihat adanya pembatalan tiket melalui layanan pemesanan tiket daring milik KAI maupun online travel agent (OTA) lain.

Baca juga: KAI pastikan optimalisasi pelayanan pada puncak arus mudik

Baca juga: KAI: Pemudik diimbau patuh prokes cegah penularan COVID varian baru


“Ada sewaktu-waktu orang yang melakukan pembatalan dengan alasan pribadi atau lainnya, kan secara otomatis akan muncul lagi tiketnya. Tapi jadi ini sifatnya untung-untungan ya," jelas Eva.

Sementara itu, ia menyebutkan hingga hari ini terdapat sekitar 580 ribu tiket untuk keberangkatan masa Angkutan Lebaran dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen yang telah terjual dengan tanggal keberangkatan favorit pada 17 sampai 23 April 2023.

Eva pun memastikan untuk pembelian tiket KA tidak akan ada melalui calo karena seluruh pemesanannya harus membutuhkan data diri calon penumpang dan melewati proses boarding di stasiun ketika penumpang KA akan melalukan perjalanan.

Petugas melalui proses boarding ini biasanya akan memeriksa dan mencocokkan secara langsung antara data diri pada tiket KA yang dibeli dengan kartu tanpa penduduk (KTP) milik calon penumpang.

“Kalau calo zaman dulu kan bisanya memborong tiket terus dijual. Kalau sekarang silakan saja kalau bisa karena ada data dirinya dan ada sistem boarding juga,” tegas Eva.

Ia menambahkan, dalam rangka semakin menekan potensi adanya calo tiket maka KAI menerapkan sebuah kebijakan, yakni tidak adanya layanan untuk mengubah nama pada tiket yang sudah dibeli.

“Misal beli dan mau tukar nama atau salah nama, itu bisa jadi celahnya calo. Jadi harus proses pembatalan dulu lalu beli lagi. Untuk nama typo masih bisa, kalau ubah nama total baru tidak bisa,” jelasnya.

Salah satu penumpang bernama Nityana Anisah mengaku kesulitan dalam memesan tiket karena aplikasi resmi KAI untuk pembelian tiket yakni KAI Access sempat mengalami kendala.

Nityana yang berencana melakukan mudik dari Stasiun Gambir, Jakarta, menuju Madiun, Jawa Timur menggunakan KA Bima bercerita bahwa dirinya memerlukan waktu sekitar empat jam untuk dapat mengakses KAI Access pada 4 Maret 2023.

“Kurangnya di segi pemesanan tiket. Saya sudah masuk di KAI Access pukul 24.00 WIB tapi saya baru bisa dapat tiket di 03.30 pagi, karena down jadi tidak bisa diakses sama sekali. Untuk isi data diri saja saya juga susah,” jelasnya.

Baca juga: Puncak mudik, KAI tambah mesin pencetakan tiket mandiri Stasiun Senen

Baca juga: PT KAI catat 12.774 pemudik berangkat dari stasiun di Banyuwangi



 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023