Jakarta, 22/12 (ANTARA) - Budidaya ikan air tawar yang dilakukan di lokasi Pondok Pesantren merupakan sebuah upaya nyata Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam memberdayakan dan mengembangkan kegiatan usaha perikanan budidaya di lembaga pendidikan. Tentunya pemberdayaan pesantren mendapatkan dukungan KKP, berupa pemberian paket bantuan modal usaha perikanan budidaya. Bantuan tersebut dapat menstimulasi usaha perikanan budidaya sekaligus memberdayakan pesantren sebagai lembaga keagamaan dalam artian luas. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo saat menghadiri acara panen ikan air tawar di Ponpes Nurul Huda, Cijeruk, Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (22/12).

     Diharapkan, program bantuan membuka peluang bagi para santri menjadi kelompok binaan dalam mengembangkan model usaha berbasis kelompok masyarakat di bidang perikanan, menghadirkan wiraswasta baru dan menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian, Pondok Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu keagamaan yang fokus terhadap aspek spiritual saja melainkan juga aspek keduniaan yang berada pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.  Sebabnya, pesantren dapat menjadi lembaga sosial yang dinamis dan mampu merespon berbagai persoalan masyarakat di sekitarnya, seperti, ekonomi, pengangguran, kemiskinan dan kemaslahatan umat.

     Setidaknya, terdapat dua manfaat yang menguntungkan di dalam menjalani kegiatan usaha perikanan budidaya di pondok pesantren. Pertama, keuntungan usaha yang didapat dari hasil produksi dapat mendukung pembiayaan operasional pesantren. Kedua, para santri dapat menimba ilmu dan keterampilan dalam mengembangkan usaha perikanan budidaya. Sebagai informasi, Pondok Pesantren Nurul Huda telah ditetapkan sebagai salah satu Pusat Pelatihan Mandiri KP (P2MKP). Sementara bagi santri, pelatihan ini dimaksudkan agar para santri mendapatkan dukungan dengan diberikannya bantuan berupa pelatihan dan pendampingan untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru di bidang kelautan dan perikanan.

     Selama ini, Kabupaten Bogor dikenal sebagai salah satu sentra pengembangan budidaya air tawar terbesar di Jawa Barat. Bahkan, Kabupaten Bogor merupakan pemasok utama kebutuhan ikan untuk wilayah DKI Jakarta. Hasil perikanan budidaya di Bogor mampu mendukung ketersediaan pangan serta bahan baku untuk sektor agroindustri, baik itu ditujukan untuk skala lokal maupun ekspor. Selain itu, sebagian besar wilayah di indonesia mendapatkan pasokan benih air tawar khususnya lele dan patin dari wilayah ini.

     Seiring dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menyalurkan program bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP).  Sepanjang 2012, KKP telah menyalurkan bantuan langsung masyarakat seperti, bantuan Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) sebanyak 3.600 paket untuk 3.600 Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) yang terdiri atas 40 ribu pembudidaya ikan dengan total anggaran sebesar Rp234 miliar, paket model usaha berbasis kelompok masyarakat sebanyak 146 paket senilai Rp. 10,95 miliar serta bantuan modal usaha untuk wirausaha pemula perikanan budidaya terdidik untuk 100 orang pembudidaya dengan anggaran sebanyak Rp. 460 juta.

     “Melalui kegiatan pemberdayaan yang efektif diharapkan wirausaha perikanan budidaya dan pokdakan tumbuh menjadi usaha yang mendiri, kuat dan berdaya saing serta mampu mengakses pembiayaan usaha dari perbankan (bankable),” ujar Menteri.

     Pasalnya, kegiatan usaha perikanan budidaya merupakan salah satu kegiatan yang mengaktualisasikan tiga pilar Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu. Tiga pilar tersebut yakni, pertumbuhan ekonomi (pro - growth), penciptaan lapangan kerja (pro - job), dan pengentasan kemiskinan penduduk (pro - poor). Seperti diketahui sebelumnya, industrialisasi perikanan budidaya merupakan salah satu sektor terbesar dan paling cepat pertumbuhannya. Perikanan budidaya dinilai dapat menjadi jawaban dalam meningkatnya permintaan masyarakat akan ikan yang semakin tinggi, sementara perikanan tangkap produksinya cenderung stagnan.

     Tercatat, produksi perikanan budidaya sendiri menunjukkan grafik positif berupa kenaikan signifikan, dari produksi sebesar 4,78 juta ton pada 2010 meningkat menjadi sebesar 7.928.962 ton pada 2011. Dengan demikian dapat dikatakan sektor perikanan telah menunjukan trend yang menggembirakan serta mampu melampaui target capaian sebesar 16 persen dari target yang telah ditetapkan pada 2011 sebesar 6.847.500 ton. Sementara pada 2012, KKP menargetkan produksi perikanan budidaya akan mencapai 9.42 juta ton atau dapat dikatakan meningkat 35 persen jika dibandingkan dengan produksi tahun 2011.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0818159705)

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012