Baghdad (ANTARA News) - Tim nasional Irak mungkin belum bisa lolos kualifikasi pada Piala Dunia mendatang, tetapi penduduk negara yang masih dirundung perang tersebut ingin mencari selingan dari perhelatan paling akbar pada 2006 itu. "Menonton Piala Dunia dari televisi adalah hiburan bagi kami. Sayangnya, kami tidak dapat menonton pertandingan itu bersama teman di kedai-kedai kopi seperti sebelumnya karena keamanan yang tidak mendukung," kata seorang penggemar sepakbola Dergham Mohammed. Berkumpul bersama untuk menonton Piala Dunia di rumah seorang teman pun jauh dari bayangan mereka karena perbedaan waktu dua jam antara Irak dan Jerman menjadikan orang akan terjebak jam malam. "Tahun ini, untuk pertama kalinya kami mengalami demam Piala Dunia di bawah pendudukan Amerika," tambah insinyur berusia 59 tahun dari Baghdad. Seorang penggemar sepakbola lain, Ali Abbas memandang bahwa Piala Dunia sebagai kesempatan untuk melupakan dan mengganti topik pembicaraan selain situasi yang mengerikan yang telah berlangsung lama. Petugas pemerintah berusia 40 tahun tersebut juga berencana menonton Piala Dunia dari TV di rumahnya sendiri bersama keluarga karena lebih memilih menghindari areal publik yang rentan terjadi serangan mendadak. Namun demikian, ia mengkhawatirkan putusnya sambungan listrik yang dapat menggagalkan kesenangannya menonton sepakbola. Tunisia dan Saudi Arabia adalah dua tim favorit warga Irak disamping Jerman, Brazil dan Perancis. Di jalanan Baghdad, para remaja juga terlihat mengenakan seragam Timnas Argentina sedang bendera dari negara-negara yang tampil pada putaran final Piala Dunia juga dapat ditemukan dengan mudah di setiap sudut kota. Irak hanya lolos kualifikasi Piala Dunia satu kali, yaitu pada 1986 saat digelar di Meksiko. Namun, mereka tersingkir pada babak pertama. Pagelaran Piala Dunia di Jerman akan dimulai pada 9 Juni hingga 9 Juli di 12 kota di Jerman, DPA melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006