Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Idul Fitri merupakan momentum penuh makna untuk berbagi kebahagiaan serta saling memaafkan dan menunjukkan kasih sayang.

Hal itu disampaikan Wapres dalam tayangan video ucapan Idul Fitri yang dipantau di Jakarta, Jumat.

“Pada segenap umat Islam di Tanah Air maupun mancanegara, saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah. Perayaan Idul Fitri merupakan momen yang penuh makna serta kita nantikan bersama untuk dapat saling berbagi kebahagiaan, saling memaafkan kesalahan dan menunjukkan kasih sayang yang tulus kepada sesama,” ujar Wapres.

Wapres berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh kegembiraan bersama keluarga, tetangga dan kerabat tercinta.

“Mari kita nikmati indahnya kebersamaan di tengah keberagaman suku agama dan budaya yang mewarnai bumi Indonesia,” ujar dia.

Dia menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk terus memupuk rasa persaudaraan dalam bingkai persatuan dan kesatuan agar mengatasi berbagai tantangan di masa depan.

Wapres juga berpesan kepada masyarakat Indonesia yang melaksanakan mudik agar senantiasa menjaga protokol kesehatan dan berhati-hati dalam perjalanan.

“Saya mengimbau agar kita senantiasa menjaga keselamatan diri dan keluarga, serta mematuhi protokol kesehatan. Bagi saudara-saudara yang mudik ke kampung halaman tetaplah berhati-hati dan utamakan keselamatan bersama. Sekali lagi selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, semoga Allah Swt menerima segala amal ibadah kita semua,” ujarnya.

Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah atau Idul Fitri 2023 Masehi jatuh pada Sabtu (22/4), setelah diputuskan dalam sidang isbat yang digelar di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (20/4).

"Berdasarkan hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk dan tidak memenuhi kriteria MABIMS baru, serta ketiadaan melihat hilal. Sidang isbat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023 Masehi," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers penetapan sidang Isbat di Jakarta, Kamis.

Dengan demikian, penetapan 1 Syawal antara Pemerintah dengan Muhammadiyah berbeda. Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri pada Jumat (21/4) yang didasarkan pada kriteria wujudul hilal, sementara Pemerintah pada Sabtu (22/4) berdasarkan kriteria MABIMS.

Meskipun demikian, perbedaan yang terjadi diyakini menjadi penguat toleransi di Indonesia. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pun mengapresiasi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dinilai mampu mengayomi umat Islam yang berbeda dalam menentukan 1 Syawal 1444 H/2023 M.

"Saya pikir ini kemajuan menteri agama. Kita beri apresiasi tinggi dimana menunjukkan toleransi yang baik. Itulah yang semestinya dilakukan oleh pemerintah," ujar Haedar seusai melepas kontingen Gema Takbir Jogja 2023 di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Kamis malam.

Ia juga mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan peluang bagi komponen umat Islam yang berbeda dalam merayakan lebaran untuk ikut menggunakan fasilitas publik.

"Pemerintah kita apresiasi karena mengayomi dan memberi peluang bagi yang berbeda untuk menggunakan fasilitas publik, sekaligus juga melakukan syiar," kata Haedar.

Baca juga: Wapres: Sikapi potensi beda penetapan Idul Fitri 2023 dengan toleransi


Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin laksanakan shalat Id di masjid Istiqlal
   

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023