Beijing (ANTARA) - Situasi di Niujie, kawasan permukiman Muslim terbesar di Kota Beijing, China, pada Hari Raya Idul Fitri, Sabtu, seperti suasana sebelum pandemi COVID-19.

Shalat ied yang digelar di Masjid Niujie diikuti ribuan orang, baik warga setempat maupun warga negara asing.

Suasana seperti itu tidak ditemukan dalam tiga tahun terakhir sejak pandemi COVID-19 melanda China pada akhir 2019.

Media-media China menurunkan laporan suasana salat yang berlangsung di mesjid tertua di Beijing yang dibangun pada 996 pada masa Dinasti Liao tersebut.

Beberapa foto yang diturunkan Global Times yang berafiliasi dengan rezim Komunis China, memperlihatkan melubernya jemaah salat ied hingga halaman belakang masjid yang berlokasi di Distrik Xicheng, Kota Beijing, itu.

Baca juga: Muslim China, Hong Kong dan Taiwan rayakan Idul Fitri pada Sabtu

Warga lokal dan umat Islam dari berbagai negara, memadati restoran dan toko makanan halal.

Niujie juga dikenal sebagai sentra kuliner halal terbesar di ibu kota China itu.

Asosiasi Islam China (CIA) menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada tanggal 22 April 2023.

Mesjid-mesjid di China, termasuk di daerah-daerah kantung Muslim, seperti Xinjiang, Gansu, Qinghai, Ningxia, dan Shaanxi menggelar salat ied Sabtu pagi.

Otoritas kesehatan China memperlonggar kebijakan antipandemi COVID-19 sejak 9 Januari 2023. Sejak saat itu, mesjid-mesjid di China sudah mulai menggelar lagi berbagai kegiatan keagamaan. 

Baca juga: Idul Fitri di musim semi, Lebaran dalam kungkungan sepi

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023