Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berjanji menjamin kelancaran suplai bahan pokok pasca gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk menjaga agar harga tidak melonjak. "Kita pantau terus suplai barang dan memang masih belum seluruh pasar buka kembali, tapi pasar Niten sudah bisa digunakan dengan 150 tenda dan hari ini pasar Giwangan sedang dibersihkan untuk digunakan kembali," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di Jakarta, Jumat. Depdag telah berkoordinasi dengan pemasok untuk memastikan Yogyakarta dan Jateng tidak kekurangan suplai bahan pokok. "Sekarang kan masih masa tanggap darurat, jadi kami bekerjasama dengan Bulog untuk memastikan pasokan bahan pokok," jelasnya. Mari memastikan, pasca tanggap darurat jika terjadi lonjakan harga bahan pokok, maka pihaknya akan menggelar pasar murah dan operasi pasar. "Kalau terjadi gejolak harga, kita akan lakukan OP," ujar Mari. Depdag juga telah berkoordinasi bersama retailer dan distributor untuk mempersiapkan pasar murah yang akan digelar berbarengan dengan pembagian bantuan langsung tunai pasca tanggap darurat. Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Ardiansyah Parman mengatakan harga beras dan gula di Yogya dan Jawa Tengah meski mengalami kenaikan namun masih tergolong normal. Ia menyebutkan harga beras di pasar Kranggan yang Rp4.700 per kg pada 31 Mei, mengalami penurunan menjadi Rp4.400, per kg pada keesokan harinya. "Harga gula juga rata-rata masih disekitar Rp6.000, sampai Rp6.200, per kg," katanya. Sedangkan harga mie instan yang sempat dikabarkan dijual Rp5.000, per bungkus, menurut Ardiansyah, hanya mengalami kenaikan Rp1.000, per karton isi 40 bungkus. Menurut dia, jalur distribusi ke daerah korban gempa sangat terbuka sehingga tidak mengalami kesulitan pasokan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006