Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan ukuran utang luar negeri swasta secara global masih aman, meskipun Pemerintah belum mengambil keputusan untuk mengatasinya.

"Kalau secara global, secara agregat, ukurannya menunjukkan masih aman. Tapi kalau secara satu per satu, mungkin ada persoalan di sana-sini," kata Darmin di Jakarta, Jumat.

Namun, karena belum sampai pada kesimpulan mengenai masalah utang luar negeri swasta maka Pemerintah belum bisa memperhitungkan risiko yang ada.

Menurut Darmin, perkembangan utang swasta memang nisbi cepat. Pada 2012, utang swasta malah sudah menyamai utang luar negeri pemerintah.

"Tapi kita juga mengukur dari berbagai segi, ada banyak indikator yang bisa dipakai untuk mengukur perkembangan itu masih dianggap aman atau tidak," tuturnya.

Meski menyatakan utang luar negeri swasta masih berada dalam ukuran yang aman, Darmin mengungkapkan bahwa Pemerintah nanti akan melihat adakah risiko yang mungkin terjadi.

"Jika nanti kesimpulannya ada risiko, barangkali kita tentu saja akan mengambil kebijakan," ucapnya.

Darmin menuturkan, masalah utang luar negeri swasta itu juga dibahas dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Akan tetapi, forum baru membahas masalah itu sebelum melihat lebih detil sistuasi utang swasta.

"Itu kita bahas, tetapi kita memang belum sampai pada kesimpulan bahwa langkah sudah harus diambil," ujarnya.

Per Oktober 2012, utang luar negeri swasta mencapai 123,27 miliar dolar AS, lebih tinggi dari utang pemerintah yang sebesar 120,64 miliar dolar AS. Rasio utang luar negeri swasta meningkat dari sekitar 26,4 persen pada 2011 menjadi sekitar 27,3 persen terhadap produk domestik bruto pada 2012.
(A062)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012