Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kesehatan (Depkes) menyebutkan hingga 3 Juni atau sepekan setelah bencana gempa bumi tektonik mengguncang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, korban meninggal yang terdata mencapai 5.789 orang. Data tersebut berdasarkan informasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DIY, Dinkes Kabupaten Sleman, Dinkes Kabupaten Magelang, Dinkessos Kabupaten Klaten, Dinkessos Kabupaten Boyolali, Dinkes Kabupaten Bantul, dan petugas Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes yang berada di lokasi bencana. Dari jumlah korban meninggal, 4.592 orang merupakan korban yang meninggal di Provinsi DIY, sementara sisanya adalah yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Korban meninggal dunia di Provinsi DIY itu antara lain terdapat di Kab. Bantul 3.789 orang, 216 orang di Kab. Sleman, di RS Bethesda 154 orang, RS Sardjito 135 orang, RS Panti Rapih 71 orang, RS PKU Muhammadiyah 70 orang. Sedangkan korban meninggal di Provinsi Jawa Tengah tercatat 1.162 orang di Kab. Klaten, satu orang di Magelang, lima orang di Kab. Boyolali, dan 29 orang di berbagai rumah sakit di Solo. Selain data korban jiwa, Depkes menyebutkan korban luka-luka yang kini masih dirawat di berbagai rumah sakit mencapai 61.344 orang, sekitar 30 ribu di antaranya dirawat di berbagai rumah sakit di Yogyakarta. Lebih lanjut Depkes menyebutkan di Kab. Bantul, lokasi yang paling parah mengalami kerusakan, terdapat 43 titik pengungsian yang dijagaioleh petugas medis. Sementara itu fasilitas-fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa tercatat 6enam puskesmas dan 1 pustu rusak berat di Yogya. Sembilan puskesmas dan enam puskesmas pembantu rusak sedang serta tiga puskesmas dan 4 puskesmas pembantu rusak ringan. Di Kab. Bantul sendiri terdapat 16 puskesmas, 23 puskesmas pembantu , dan 15 rumah dinas rusak berat. Lima puskesmas, delapan puskesmas pembantu , dan delapan rumah dinas rusak sedang. Data PPK Depkes menyebutkan berbagai instansi, LSM, partai politik kini berada di lokasi bencana untuk memberikan bantuan. Dari sekitar 1.690 orang tenaga medis itu, terdapat 228 orang dokter spesialis dan program pendidikan dokter spesialis (orthopedi, bedah, anastesi), 187 orang dokter umum, dan 1.150 tenaga paramedis, serta 126 tenaga kesehatan bantuan dari negara tetangga. Tenaga medis dari luar negeri tercatat 23 orang asal Jepang, 42 orang dari Korea Selatan, empat dari Singapura, 12 orang dari Malaysia, 15 dari Prancis, empat dari Jerman, 8 asal Turki, sembilan dari Hongaria, dan sembilan orang dari Filipina. Dengan demikian, total tenaga medis yang berhasil didata hingga kini mencapai 1.816 orang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006