petugas kepolisian dibantu dengan Tim Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan pembersihan jalan dari tumpahan solar
Jakarta (ANTARA) - Truk kontainer bermuatan gula pasir dari Perum Bulog terguling di persimpangan Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis.

Anggota Satlantas Polres Jakarta Timur, Iptu Sya'roni mengatakan peristiwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika truk kontainer yang mengangkut gula dari Perum Bulog tengah memutar balik.

"Tadi awalnya dia dari arah barat putar balik pas di traffic light atau lampu pengatur lalu lintas  Kelapa Gading, mungkin terlalu tajam jadi terguling. Ini informasi muatan gula dari Bulog," kata Sya'roni saat di konfirmasi di lokasi, Kamis.

Peristiwa itu mengakibatkan sopir truk kontainer mengalami luka-luka.

"Saya tiba di sini, sopir sudah di bawa sama ojek daring ke klinik karena mengalami luka-luka," ujarnya.

Tergulingnya truk kontainer itu menyebabkan tumpahan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke ruas jalan.
Petugas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) tengah membersihkan jalan dari tumpahan solar akibat truk kontainer bermuatan gula terguling di persimpangan Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (27/4/2023). ANTARA/Syaiful Hakim


Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, petugas kepolisian dibantu dengan Tim Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan pembersihan jalan dari tumpahan solar dengan menggunakan cairan busa (foam liquid).

"Tadi juga ada tumpahan dari tangki bahan bakar. Tadi motor sempat beberapa jatuh sebelum ada penyemprotan dari Damkar. Sekarang jalanan sudah aman untuk dilintasi," papar Sya'roni.

Sementara untuk mengurai kemacetan yang terjadi di perbatasan Jakarta Utara dan Jakarta Timur itu, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) nampak memberikan pengaturan arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan.

Hingga saat ini, kata dia, penanganan kecelakaan tunggal itu menunggu alat berat jenis crane.

"Pengangkutan pakai derek dari Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan sudah ada, tetapi tidak mampu. Harus pakai crane karena berat. Berat total dari beban kendaraan dan muatan lebih kurang 25 ton," kata Sya'roni.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023