Jakarta (ANTARA) - Studi menunjukkan bahwa media sosial, tekanan di sekolah, dan senjata api terus mendorong kenaikan tingkat bunuh diri di kalangan remaja di Amerika Serikat (AS). 

Tim peneliti dari Schmidt College of Medicine di Florida Atlantic University melakukan sebuah studi yang mengeksplorasi tren tingkat bunuh diri di kalangan remaja berusia 13 hingga 14 tahun di negara tersebut dari 1999 hingga 2018. Mereka juga mengeksplorasi kemungkinan modifikasi berdasarkan jenis kelamin, ras, tingkat urbanisasi, dan wilayah sensus.

Hasil studi menunjukkan bahwa di kalangan anak berusia 13 hingga 14 tahun di AS, tingkat bunuh diri melonjak lebih dari dua kali lipat dari 2008 hingga 2018, menyusul meningkatnya penggunaan media sosial, meski terdapat penurunan angka kematian akibat bunuh diri yang signifikan pada kelompok usia ini sebelumnya dari 1999 hingga 2007.

Tren ini serupa di wilayah perkotaan dan pedesaan, namun lebih sering dijumpai pada anak laki-laki di wilayah pedesaan, di mana keberadaan senjata api lebih banyak ditemukan, papar pihak universitas dalam sebuah rilis pada Rabu (26/4).

Bunuh diri menjadi penyebab utama kedua dari kematian dini di kalangan warga berusia 10 hingga 24 tahun. Bunuh diri juga menjadi penyebab utama dari kematian di kalangan remaja berusia 13 hingga 14 tahun, menurut studi yang dipublikasikan secara daring di jurnal Annals of Pediatrics and Child Health. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023