Taipei (ANTARA) - Terry Gou, miliuner pendiri Foxconn Taiwan, pada Kamis mengatakan bahwa China tidak menginginkan perang dengan pulau itu dan tidak akan menyerang jika ia yang menjadi pemimpin Taiwan karena ia tidak akan menyatakan kemerdekaan.

Ketegangan antara Taipei dan Beijing semakin meningkat menjelang pemilihan pemimpin Taiwan setelah China secara berkala menggelar latihan militer untuk menegaskan kedaulatan mereka atas pulau yang mempunyai pemerintahan demokratis itu.

"Berdasarkan keyakinan saya, mereka tidak menginginkan perang. Namun, jika Anda menginginkan kemerdekaan, maka akan terjadi perang. Mereka berpikir bahwa Taiwan milik mereka," kata Gou di hadapan mahasiswa di civitas akademika Universitas Tunghai Taiwan.

Gou, salah satu tokoh terkemuka yang mengundurkan diri sebagai pimpinan Foxconn, pemasok utama Apple Inc yang mempunyai fasilitas produksi di China pada 2019.

Ia mencalonkan diri untuk kedua kalinya bulan ini sebagai wakil dari partai oposisi Kuomintang (KMT) yang secara tradisional memiliki hubungan erat dengan Beijing.

Menurut Gou, China ingin mengembangkan ekonomi dan fokus pada masalah yang berhubungan dengan penyediaan lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi dan memberikan kemakmuran bagi rakyatnya.

"Bagi mereka (China), menyerang Taiwan bukanlah prioritas. Tetapi politisi Taiwan berharap hal ini sehingga rakyat membenci China dan mereka terpilih," kata Gou, pria berusia 72 tahun itu.

Baca juga: Menlu Taiwan: Campur tangan China jelang pemilu kali ini sedikit

"Saya tidak akan menyatakan kemerdekaan, Anda tidak akan menyerang saya atau terbang mengelilingi Taiwan," katanya.

Gou menegaskan bahwa ia menginginkan "perdamaian dengan saling menghormati" dan dialog secara setara, serta mengecam media internasional yang menggambarkan Taiwan ibarat bom waktu.

"Anda merasa itu (Taiwan) berbahaya?," kata Gou bertanya yang disambut tawa hadirin.

Tsai Ing-wen, pemimpin Taiwan saat ini, dipastikan tidak bisa lagi mencalonkan diri karena sudah menjabat dua periode.

Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa telah memilih Williams Lai, wakil Tsai Ing-wen, sebagai kandidat. Sementara Kuomintang belum menentukan calon.

Tsai berkali-kali mengajukan tawaran pembicaraan dengan China, tetapi selalu ditolak karena Beijing menganggap Tsai sebagai separatis.

Baik Tsai maupun Lai selalu menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka sendiri.

Sumber: Reuters

Baca juga: William Lai ajukan diri jadi calon penguasa Taiwan

Baca juga: Pemimpin Taiwan Tsai Ing Wen mundur dari ketua partai penguasa

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023