Apalagi apabila anak-anak tidak dilengkapi dengan imunisasi yang adikuat
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa perjalanan usai mudik dapat menyebabkan daya tahan tubuh anak menjadi menurun dan perlu mendapatkan pengawasan serius dari orang tua.

“Anak-anak terlalu lelah ini berbahaya karena daya tahan tubuhnya sangat tidak memungkinkan dan bisa terjangkit penyakit,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam Media Brief Virtual Penyakit Pada Anak Pascamudik yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Piprim menuturkan Lebaran di kampung halaman membuat anak mudah merasa lebih cepat kelelahan dibandingkan pemudik dari golongan usia lainnya, ketika menempuh perjalanan yang panjang.

Biasanya, kelelahan disebabkan karena tubuh anak harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dengan situasi tempat tinggalnya hingga perubahan waktu makan dan tidurnya. Hal ini berdampak pada penurunan daya tahan tubuh anak.

Daya tahan tubuh yang menurun memicu pertahanan tubuh anak lemah dalam menangkal berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang sering mengenai anak ketika lelah misalnya selesma atau infeksi virus yang menyerang saluran pernafasan atas seperti hidung atau tenggorokan.

Hal lain yang memiliki andil dalam membuat anak lelah adanya kegiatan silaturahim yang mengharuskan anak berbaur dalam kerumunan.

“Selesma ini penyakit “rayap” ya, sekarang jangan lupa COVID-19 juga belum hilang di berbagai belahan dunia, mungkin menuju ke arah epidemi. Ini juga biasanya dipicu oleh kerumunan, apalagi apabila anak-anak tidak dilengkapi dengan imunisasi yang adikuat seperti imunisasi influenza, pneumonia, BCG (untuk TB) ya ini bisa berpotensi tertular penyakit akibat berkerumun,” katanya.

Baca juga: Menyiapkan perjalanan mudik yang aman dan sehat

Baca juga: IDAI: Perhatikan keamanan ketika mudik, cegah kematian anak meningkat


Kemudian walaupun sejak bayi manusia sudah bisa berpuasa selama dua sampai tiga hari, katanya, begitu dihadapkan dengan banyak ragam makanan justru akan menimbulkan berbagai penyakit.

Pada anak, kondisi ini sering ditemukan akibat mengkonsumsi camilan atau kue-kue yang dengan kandungan gula yang tinggi, sehingga anak menjadi lelah dan terserang penyakit pencernaan yakni diare hingga peradangan pada dinding lambung (gastritis).

“Bapak Kedokteran Dunia, Hippocrates, menyatakan bahwa sumber segala penyakit berasal dari pencernaan kita. Ini penting dibahas bagaimana over nutrisi akut, berlebihan makanan dalam jumlah yang banyak secara mendadak, itu juga berpotensi menimbulkan berbagai keluhan,” ucap Piprim.

Dengan demikian, Piprim menganjurkan orang tua untuk tidak mengajak anak berpergian ke tempat lain dalam waktu dekat, supaya anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

Dimana waktu istirahat yang paling efektif bagi anak adalah waktu tidur yang panjang dan berkualitas, sehingga daya tahan tubuh bisa kembali secara perlahan dengan baik. Orang tua juga perlu memastikan anak aman dari infeksi penularan COVID-19 serta memberikan asupan gizi yang baik.

“Oleh karena itu tidur yang cukup, istirahat yang cukup pasca kembali ke kampung halaman juga sangat penting untuk me-recovery kondisi fisik dan mental dari anak-anak kita. Belum lagi nanti setelah kembali ke tempat tinggalnya, ini juga perjalanan panjang lagi belum lagi stres, berubah lingkungan juga (jadi perlu mendapatkan) segera penyikapan dari orang tua,” ujarnya.

Baca juga: IDAI: Waspadai penyakit saluran cerna pada anak usai Lebaran

Baca juga: Tips lindungi anak di bawah enam tahun dari COVID saat mudik


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023