Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat di provinsi ini bijak memanfaatkan air bersih sebagai upaya antisipasi menghadapi bencana kekeringan selama musim kemarau.

"Saya kira masyarakat yang tinggal di daerah yang pernah mengalami kekurangan air bersih sudah sangat paham bagaimana menggunakan air secara bijak," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Lilik, potensi bencana kekeringan di DIY pada tahun ini perlu diantisipasi mengingat musim kemarau yang diperkirakan tidak lagi bersifat basah seperti tahun-tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, selain bijak memanfaatkan air, Lilik juga mengimbau seluruh warga yang tinggal di wilayah potensi kekeringan agar mampu memanen air hujan dengan membuat tandon atau penampung maupun sumur resapan.

Baca juga: BPBD Kulon Progo imbau panen air hujan antisipasi kemarau panjang

"Kalau nanti misalnya masih sedikit turun hujan tidak apa-apa masih ada waktu untuk menandon air hujan," kata dia.

Sejumlah daerah di DIY yang setiap tahun berpotensi bencana kekeringan saat musim kemarau, di antaranya Kecamatan Rongkop dan Tepus, Kabupaten Gunungkidul; Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul; Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo; dan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Terkait kesiapan ketersediaan sumur bor, pipanisasi, hingga kesiapan pasokan air bersih, menurut dia, bakal dibahas secara khusus dalam Rapat Koordinasi BPBD bersama Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM), serta Dinas Sosial DIY pada Mei 2023.

"Untuk BPBD kabupaten/kota telah menyiapkan untuk dropping air, untuk level provinsi dropping dilakukan dinas sosial," kata dia.

BPBD DIY bersama Dinas PUP-EDM DIY bakal melakukan pendataan sumber air bersih yang ada di masing-masing kabupaten.

Baca juga: BMKG ingatkan pemda waspada kemarau di daerah rentan kekeringan

Mengenai anggaran, Lilik mengatakan anggaran terkait penanganan bencana kekeringan akan diperkuat karena kemarau pada tahun ini tidak bersifat basah.

"Berbeda dengan tiga tahun belakangan ini yang cenderung kemarau basah sehingga anggaran diperkuat untuk dropping air," kata dia.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan berdasarkan kondisi dinamika atmosfer-laut diprakirakan awal musim kemarau 2023 di DIY terjadi pada April dasarian II yang meliputi sebagian kecil Kabupaten Sleman bagian barat, sebagian kecil Kabupaten Bantul bagian bara, dan Kabupaten Kulon Progo bagian timur.

Berikutnya, April dasarian III meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian barat dan selatan, disusul Mei dasarian I meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian utara, sebagian besar Kabupaten Sleman serta sebagian besar Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.

Puncak musim kemarau 2023 di DIY diprakirakan berlangsung antara Juli hingga Agustus 2023.

Baca juga: BMKG ajak masyarakat panen air hujan antisipasi kemarau kering

"Kami mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim kemarau 2023 yang diprakirakan akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya," kata Reni.
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023