Keahlian orang Buleleng itu tidak kalah. Banyak mereka yang menjadi tukang ukir di Gianyar dan di tempat yang ngukir-ngukir itu orang Buleleng
Badung (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika berpandangan Kabupaten Buleleng yang terletak di ujung utara Pulau Bali, potensial untuk dikembangkan menjadi sentra industri kreatif.

"Keahlian orang Buleleng itu tidak kalah. Banyak mereka yang menjadi tukang ukir di Gianyar dan di tempat yang ngukir-ngukir itu orang Buleleng," kata Pastika saat berkunjung ke usaha kerajinan kayu CV TaGaShi, di Kerobokan, Badung, Bali, Kamis.

Usaha kerajinan kayu dan bambu yang diproduksi CV TaGaShi atau yang lebih dikenal dengan merk TaGa itu memproduksi produk-produk peralatan dapur dan sarana dekorasi rumah tangga, sudah dirintis oleh Kadek Putrawan sejak tahun 2002.

Pangsa pasar diawali ke Jepang dan hingga kini masih mendominasi ke Jepang, juga merambah ke Korea Selatan dan Amerika Serikat serta untuk memenuhi pasar sejumlah hotel dan restoran kenamaan di dalam negeri.

Gubernur Bali periode 2008-2018 itu berpandangan usaha kerajinan kayu jati dan bambu seperti yang dikembangkan CV TaGaShi dan juga produk kerajinan lainnya sangat cocok dikembangkan di Kabupaten Buleleng karena dukungan SDM dan sekaligus kaya bahan baku.

"Kenapa tidak dibuat di Buleleng supaya masyarakat tidak perlu merantau? Kalau masyarakat Buleleng harus kos, kemudian harus pulang ke desa berapa kali, sehingga habis ongkos di jalan. Kenapa kita tidak dekatkan pekerjanya dan bahan bakunya sehingga biaya produksinya bisa ditekan? Dengan demikian kesejahteraan bisa ditingkatkan," ujarnya.

Menurut Pastika, penting pengembangan sentra industri kreatif di Kabupaten Buleleng sebagai salah satu upaya untuk pemerataan ekonomi. Selain itu, untuk membangun daerah diperlukan upaya yang terintegrasi dan holistik.

"Untuk mengembangkan pariwisata di Buleleng juga susah karena tidak ada objek wisata yang baru. Pasir pantai di Buleleng hitam dan untuk dijadikan tempat surfing juga susah karena tidak didukung ombak yang sesuai. Lumba-lumba di Lovina pun makin sedikit dan makin jauh," katanya.

Pastika yang juga putra daerah dari Patemon, Kabupaten Buleleng itu pun menyatakan membuka peluang untuk ikut berkolaborasi terkait pengembangan usaha industri kreatif di Kabupaten Buleleng.

"Mengapa tidak jika saya ikut untuk berkolaborasi jika diperlukan? Saya ada aset dan akses ke pemerintah daerah, pemerintah pusat dan luar negeri," katanya.

Sementara itu, Direktur dan sekaligus pemilik CV TaGaShi Kadek Putrawan mengatakan ia sengaja mengembangkan produk kerajinan berbahan kayu sebagai bentuk komitmennya untuk mewujudkan produk yang ramah lingkungan.

"Produk yang kami buat ini sifatnya bukan produk yang sekali pakai lalu dibuang. Namun, produk kami ini sifatnya awet, bisa dirawat dan tentu saja aman untuk makanan atau food grade. Dengan produk yang awet ini sehingga bisa diminimalkan usaha penebangan pohon," katanya.

Bahan baku kayu jati selama ini didapatkan bekerja sama dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora di Jawa Tengah. Sedangkan bambu yang telah mulai dikombinasikan dalam empat tahun terakhir didapatkan dari sejumlah daerah di Provinsi Bali.

"Oleh karena pasar kami dari awal itu menyasar Jepang, sehingga saya sedari merintis usaha sudah banyak belajar bagaimana memenuhi standar kualitas produk yang diperlukan konsumen di Jepang yang selama ini sudah terkenal dengan standardnya yang tinggi," katanya.

Baca juga: Jokowi tetapkan KEK Kura Kura Bali untuk pariwisata-industri kreatif

Putrawan menambahkan ketika produk kerajinan sudah lolos standar kualitas di Negeri Sakura, maka akan lebih mudah untuk memasarkan ke negara lainnya.

Dengan spirit "TaGa" atau bekerja dengan senang yang berasal dari kata Tanoshi (senang/gembira) dan Ganbaru (bekerja keras), Putrawan melibatkan total 75 tenaga kerja.

Ada lebih 300 jenis produk peralatan dapur dan dekorasi rumah yang diproduksi, dari kisaran harga yang termurah Rp10 ribu hingga Rp2 juta.

"Kami sedari awal memang ingin mengembangkan usaha ini di Kabupaten Buleleng karena kami melihat mindset generasi muda di Buleleng sudah ada, tinggal lebih dikembangkan. Selain itu juga bahan baku tersedia luas. Selama ini untuk proses produksi kami pun dibantu oleh generasi muda di Kabupaten Klungkung," katanya.

Baca juga: Kemenperin cari pelaku industri kriya-fesyen inovatif lewat IFCA 2023
Baca juga: Bantul kuatkan kolaborasi antardaerah bangun ekosistem usaha kreatif


 
Anggota DPD Made Mangku Pastika saat berbincang dengan direktur sekaligus pemilik kerajinan kayu CV TaGaShi Kadek Putrawan di Kerobokan-Badung, Bali, Kamis (27/4/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023