Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, memberikan jaminan pelayanan maksimal untuk merawat seorang bayi usia tiga bulan yang didiagnosa mengalami gagal tumbuh sampai dinyatakan kondisinya sehat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.

"Ini jadi jaminan pemerintah daerah, insya Allah Dinas Kesehatan juga beserta teman-teman SKPD dan ASN lainnya, kita menyiapkan ketersediaan susu keperluan gizi khusus ini," kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Didit Fajar Putradi di RSUD dr Slamet Garut, Kamis.

Ia menuturkan Pemkab Garut sudah memberikan penanganan medis dan menanggung semua biaya perawatan maupun kebutuhan gizi bayi yang didiagnosa alami gagal tumbuh asal Kecamatan Selawi itu.

Jaminan layanan kesehatan terhadap bayi itu, kata dia, merupakan tanggung jawab pemerintah untuk membantu masyarakat kurang mampu.

Baca juga: Bupati: Jangan laporkan data bohong "stunting" di Garut-Jabar

Baca juga: Pemkab Garut beri asupan gizi selama 90 hari untuk anak stunting


Ia menyampaikan bayi yang mendapatkan penanganan itu sudah kedua kali dirawat, pertama dilaksanakan pada 12 sampai 18 April 2023, kemudian dirawat kembali pada 21 April 2023 hingga saat ini.

Sebelumnya juga bayi tersebut pernah dirawat di puskesmas, selanjutnya pihak puskesmas mengantarkan ke RSUD dr Slamet Garut untuk mendapatkan penanganan medis lebih intensif.

Penanganan bayi tersebut, salah satunya memberikan jaminan gizi seperti kebutuhan susu dan keperluan gizi khusus lainnya sampai dinyatakan sehat dan tumbuh dengan baik.

"Jadi satu pekan itu butuh satu kaleng setengah susu dengan ukuran 400 gram per kaleng, jadi katakanlah sepekan sekitar Rp500 ribu, itu lumayan harganya untuk keluarga yang tidak mampu, kalau keluarga yang mampu, hal seperti itu barangkali tidak masalah," katanya.

Kepala Kelompok Staf Medis (KSM) Anak sekaligus penanggungjawab pasien, dr Mustakim menambahkan, pihaknya sudah menerima pasien sejak 12 April lalu dalam kondisi sudah dehidrasi serta mengalami gagal tumbuh yaitu terjadi penurunan berat badan secara drastis hingga 2,6 kg.

Setelah menerima pasien tersebut, kata dia, pihaknya melakukan upaya untuk menstabilkan kondisi bayi, dan diberikan susu khusus yang tidak membuat dirinya alergi.

"Harus diberikan susu khusus, susu untuk keperluan gizi khusus ini memang terdiri dari asam amino saja, kalau istilahnya protein dalam susu itu sudah dipecah-pecah, sehingga dia bisa ditolerir oleh tubuhnya," kata Mustakim.

Ia menyampaikan kondisi bayi tersebut saat ini sudah menunjukkan perkembangan yang bagus karena ada kenaikan berat badan dari 2,6 menjadi 3,2 kg dalam kurun waktu sepekan dalam perawatan.

"Setelah kami rawat selama satu pekan, pasien ini ada kenaikan berat badan dari 2,6 sampai 3,2 kg," katanya.

Direktur RSUD dr Slamet Garut, Husodo Dewo Adi menyatakan, kondisi dari bayi gagal tumbuh tersebut saat ini sudah jauh lebih baik dengan telah menunjukkannya berat badan.

"Kita tinjau perkembangannya kalau sudah tidak ada mual, muntah, ini kondisinya stabil hingga tiga hari lagi, ini sudah bisa pulang," katanya.*

Baca juga: Satgas TMMD Kodim 1314/Gorut gelar pelayanan Posyandu cegah stunting

Baca juga: Bupati Garut larang jajaran dinas luar selama bulan pencarian stunting

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023