Ini sambal khas Bali yang memanfaatkan bahan lokal sehingga bisa memberdayakan potensi alam (petani) yang ada
Badung (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika bangga produk Sambal Mantu yang merupakan salah satu industri rumah tangga di kawasan Dalung, Kabupaten Badung, Bali, telah berhasil menembus konsumen di mancanegara.

"Ini keren, hebat, penuh imajinasi dan sangat kreatif," kata Pastika dalam kegiatan resesnya mengunjungi industri rumah tangga Sambal Mantu di Kabupaten Badung, Kamis.

Usaha Sambal Mantu yang menyajikan cita rasa sambal "embe" khas Bali diinisiasi pada 2017 oleh Made Ani Setia Wulan (30 tahun).

Baca juga: Buleleng Bali dinilai potensial jadi sentra industri kreatif

Industri rumah tangga dengan didukung enam pekerja ini produk sambalnya tak hanya digemari masyarakat Bali dan juga wisatawan domestik, namun juga berhasil menembus konsumen Singapura, Malaysia, Hong Kong dan beberapa negara lain.

"Ini sambal khas Bali yang memanfaatkan bahan lokal sehingga bisa memberdayakan potensi alam (petani) yang ada," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Pastika yang berkesempatan mencicipi sambal embe yang diproduksi Sambal Mantu itu menilai sambal tersebut memiliki keunggulan dari segi rasa yang khas Bali juga crispy (garing dan renyah).

"Sambal ini cocok untuk keluarga karena kemasannya praktis dan siap dikonsumsi. Juga untuk para mantu agar lebih disayang mertua," kata Pastika sambil berseloroh.

Terlebih produk yang dibuat tanpa bahan pengawet dan penyedap buatan (MSG) sehingga sangat sehat dan dengan kemasan yang bagus mudah dibawa kemana-mana

Pemilik usaha Sambal Mantu, Made Ani Setia Wulan menuturkan pembuatan sambal ini terinspirasi dari kegemaran keluarganya terhadap sambal khas Bali (sambal embe) yang merupakan perpaduan bawang merah, bawang putih, terasi, garam dan cabai.

Meski tanpa pengawet, sambal ini dapat bertahan hingga tiga bulan dan tetap crispy. Sambal Mantu dengan tagline "Authentic Balinese Product" ini di pasar lokal juga sudah masuk bandara dan pasar oleh-oleh.

Selain itu ia melihat peluang yang bagus dari produk sambal embe ini. Made Ani pun sampai memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk memulai menekuni usaha rumahan ini pada 2017.

"Sambal Mantu ini ada varian Original dan Judes. Rasanya yang lezat dan crispy sehingga menjadi favorit. Dengan kemasan khusus menjadi praktis yang dapat dibawa pergi kemana pun serta bisa dijadikan sebagai oleh-oleh yang unik," katanya.

Menurut Wulan, Sambal Mantu diolah secara tradisional dari bahan pilihan yang berkualitas sehingga menghasilkan cita rasa yang sempurna.

"Sekali produksi diperlukan 20 kilogram cabai, belum lagi ditambah dengan bawang merah dan bawang putih," katanya.

Baca juga: Mangku Pastika kagumi "resep di atas kanvas" dr Bagus Darmayasa

Dalam kondisi permintaan pasar normal, dalam satu pekan ia dapat berproduksi empat kali dengan kuantitas produksi hingga 80 kilogram. Sedangkan saat lagi ramai bisa berproduksi setiap hari.

Guna menjangkau pasar lebih luas, Wulan juga menjual Sambal Mantu dengan menggunakan berbagai platform belanja online atau e-commerce. Selain juga produknya dapat ditemui di berbagai gerai Pasar Oleh-Oleh di Pulau Dewata maupun di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika saat mengunjungi industri rumah tangga Sambal Mantu di Dalung-Kabupaten Badung, Kamis (27/4/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023