tidak semahal ITF
Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan bahwa mereka fokus mengembangkan tempat pemisahan dan pengolahan sampah dengan metode refuse-derived fuel (RDF) plant daripada intermediate treatment facility (ITF) karena menawarkan efisiensi waktu dan biaya.

"Diputuskannya ke (pembangunan) RDF daripada ITF, ya," kata Asep di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis.

Asep menjelaskan, RDF plant di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat mampu dibangun dalam waktu hanya 1,5 tahun sedangkan ITF memerlukan proses dan waktu yang lebih lama.

"ITF itu lama sekali prosesnya. Saya mendampingi untuk ITF Sunter dari tahun 2016 hingga saat ini ITF Sunter belum ada apa-apanya, enam hampir tujuh tahun berproses, itu lama sekali," kata Asep.

Ia menimpali, "Kemudian DLH membangunlah RDF di Bantargebang itu 1,5 tahun kami bangun dan Alhamdulillah konstruksi sudah selesai, mudah-mudahan komersial bisa segera kami lakukan."

Selain itu, RDF plant dapat menghasilkan produk yang bisa dibeli oleh pabrik semen dan PLN sehingga secara tidak langsung operasional dari proses tersebut bisa dibiayai secara mandiri dan tidak membebani Pemerintah Daerah (Pemda).

"Ternyata dari apa yang sudah DLH lakukan dengan pembangunan fasilitas RDF di Bantargebang, dari investasi enggak semahal ITF. kemudian, dari sisi pengeluaran Pemda, tidak semahal ITF," ucap Asep.

Melihat hal tersebut, akhirnya Pemprov DKI melalui DLH DKI mencoba lagi untuk mengembangkan RDF tersebut di lokasi lain.

Diketahui, RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil melalui pencacahan sampah atau dibentuk menjadi pelet.

Hasilnya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran recovering batu bara untuk pembangkit tenaga listrik.

Baca juga: Jumlah sampah DKI di TPST Bantargebang menurun saat Lebaran

Baca juga: DLH DKI estimasi biaya fasilitas produksi RDF di Rorotan Rp1 triliun

Baca juga: Mengulik produksi batu bara "hijau" di TPST Bantargebang
 

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023