Yogyakarta (ANTARA News) - Tempat Ujian akhir sekolah di daerah bencana gempa wilayah Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 5,6 dan 7 Juni disiapkan seadanya. Seperti dari pemantauan ANTARA News, Minggu, lokasi ujian di SD Negeri Manding Tengah Bantul menggunakan tempat parkir di belakang gedung sekolah yang beratapkan seng. Di SD itu ada 21 siswa kelas VI yang akan melaksanakan ujian dengan perlengkapan sangat minim. Menurut guru kesenian kelas VI SD setempat, Surati, selama satu minggu belakangan ini pihaknya mengusahakan berbagai macam cara untuk mendapatkan perlengkapan ujian yang lebih memadai, namun tidak berhasil. Dikatakannya, pihaknya harus menghadap ke Dinas Pendidikan Bantul, tetapi tidak mendapat tanggapan, dan bahkan sampai sekarang bantuan dalam bentuk apapun belum diperolehnya. Padahal di desa tempat para siswa itu tinggal, hampir semua rumah rusak berat dan banyak yang rata dengan tanah. Akibatnya, perlengkapan sekolah mulai dari pakaian seragam dan alat tulis milik siswa sulit didapat. Pernah ada kabar akan memperoleh bantuan alat tulis yang diperlukan itu dari Unicef, tetapi sampai sekarang belum juga diperoleh. Alat tulis yang dibutuhkan memang sesuai ketentuan, karena rencananya lembar jawaban akan diproses menggunakan komputer. Sementara itu, kondisi gedung sekolahnya sendiri sama sekali tidak dapat digunakan. Karena itu, persiapan yang dilakukan pihak sekolah sejak Kamis lalu sangat hati-hati. karena khawatir dinding bangunan sekolah yang saat ini masih tersisa bisa roboh. Para siswa kelas VI dalam menghadapi ujian kali ini tidak mendapatkan pemantapan materi atau semacam pelajaran tambahan yang maksimal, karena selama satu minggu terakhir pasca bencana gempa praktis tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hanya pada 1 Juni lalu para siswa dikumpulkan oleh beberapa guru untuk memperoleh dukungan secara psikologis agar mereka siap menghadapi ujian akhir. Eri Dwi Rohayati siswa kelas VI SD Negeri Manding Tengah Bantul mengaku tidak bisa melakukan persiapan sama sekali untuk menghadapi ujian nanti, karena ia bersama keluarganya harus tinggal dalam tenda bersama tujuh keluarga lainnya, sehingga sangat sulit untuk belajar. Kata dia, penerangan pun susah, apalagi untuk belajar. Sementara itu, para siswa kelas VI SD Negeri Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Bantul, serta SD Negeri Winongo Kecamatan Kasihan, mengikuti ujian akhir menumpang di SD lain.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006