Setelah empat tahun absen karena COVID-19, tahun 2023 ini kita kembali bisa menggelar perayaan Lebaran Topat bersama masyarakat
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (29/4)  menggelar perayaan "Lebaran Topat" atau Lebaran Ketupat 1444 Hijriah, sebagai upaya menjaga tradisi leluhur sekaligus ajang silaturahim umat Muslim.

Kegiatan perayaan Lebaran Topat tingkat Kota Mataram dipusatkan pada dua tempat yakni Makam Loang Baloq Sekarbela yang dibuka oleh Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujibburahman dan Makam Bintaro Ampenan dibuka oleh Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana ditangani dengan pemotongan "Topat Agung Mentaram" dan pemukulan beduk.

"Setelah empat tahun absen karena COVID-19, tahun 2023 ini kita kembali bisa menggelar perayaan Lebaran Topat bersama masyarakat," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana sebelum membuka kegiatan Lebaran Topat.

Ia mengatakan perayaan Lebaran Topat merupakan sebuah tradisi yang harus dijaga secara turun temurun agar tidak mengalami bias sehingga kegiatan ini tetap memberikan makna yang luar biasa bagi masyarakat.

Di samping menjaga tradisi leluhur, tambahnya, Lebaran Topat juga sarat dengan kegiatan religi. Seperti ziarah makam para ulama, selakaran, zikir, dan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta ala (SWT).

"Apa yang sudah ulama dan leluhur warisi, kita tanamkan dan ikuti termasuk menjaga ikatan silaturahim dan nilai-nilai syariat Agama Islam yang kita yakini dan banggakan," katanya.

Terkait dengan itu, wali kota bersyukur tradisi Lebaran Topat yang sudah masuk menjadi agenda tetap kalender pariwisata, tahun ini bisa dilaksanakan kembali secara normal tanpa ada pembatasan.

"Masyarakat bisa punya lebih banyak kesempatan untuk mengekspresikan kegembiraan dalam merayakan Lebaran Topat. Semoga ini bisa terus terjaga dengan baik," katanya.

Di sisi lain, wali kota mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga keamanan dan keselamatan diri dan orang lain agar Perayaan Lebaran Topat bisa berjalan lancar dan aman tanpa ada kasus-kasus yang tidak diinginkan.

"Masyarakat yang berekreasi terutama di kawasan pantai, harus waspada antisipasi gelombang pantai. Apalagi membawa anak-anak," kata Mohan Roliskana.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan, Lebaran Topat merupakan lebaran yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri atau lebaran bagi umat Muslim yang telah melaksanakan puasa enam hari di awal bulan Syawal.

Namun, masyarakat di Kota Mataram dan Pulau Lombok secara umum secara serentak merayakan Lebaran Topat dengan berbagai kegiatan religi dengan doa dan zikir di Masjid atau musala, berziarah ke makam-makam keramat kemudian makan-makan sambil bersantai ke sejumlah objek wisata yang ada terutama pantai.

"Kegiatan juga dirangkaikan dengan berbagai atraksi budaya dari pagi sampai sore sekaligus sebagai hiburan bagi warga yang datang merayakan Lebaran Topat di kawasan itu," katanya.

Karena itu, saat Lebaran Topat kawasan 9 kilometer pesisir pantai di Kota Mataram akan dipadati puluhan ribu warga yang merayakan Lebaran Topat, termasuk pantai di kawasan Batu Layar, Senggigi, Nipah, Sire di Kabupaten Lombok Barat dan Utara, serta Pantai Kute yang ada di Lombok Tengah, demikian Nizar Denny Cahyadi.

Baca juga: Dinas Kesehatan Mataram menyiapkan tim medis di posko Lebaran Topat

Baca juga: BPBD siapkan kapal karet untuk patroli laut saat Lebaran Topat

Baca juga: Dispar Lombok Barat libatkan pengusaha dalam perayaan "Lebaran Topat".

Baca juga: Dispar Mataram mempersiapkan perayaan "Lebaran Topat" di dua makam keramat



 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023