Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berencana mengagendakan tradisi kupatan atau Lebaran Ketupat yang sudah berlangsung turun-temurun di wilayah Kecamatan Durenan dan sekitarnya dalam kalender wisata daerah.

"Tradisi ini tentunya harus dilestarikan sebagai bagian dari kearifan lokal warisan leluhur," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin usai menghadiri Lebaran Ketupat di Durenan, Trenggalek, Sabtu.

Menurutnya, tradisi kupatan di Trenggalek, khususnya di wilayah Durenan yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahunan silam.

Tradisi kupatan atau Lebaran Ketupat itu konon dulu dikenalkan oleh Kiai Abdul Masir, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, Kecamatan Durenan, Trenggalek pada pertengahan Abad 19.

Awalnya tradisi hanya terbatas di lingkungan pondok untuk merayakan lebaran setelah menjalani enam hari puasa syawal usai hari raya Idul Fitri.
.
Seiring waktu, tradisi Kupatan menyebar dan diikuti oleh warga masyarakat sekitar hingga saat ini.

Tradisi itu, dari tahun ke tahun terus menjadi "magnet" kunjungan warga setiap H+7 Lebaran. Saat daerah-daerah lain sudah mulai sepi aktivitas anjangsana, di Durenan justru mengalami peningkatan kunjungan.

Aktivitas anjangsana tidak hanya dilakukan kerabat dan sanak keluarga warga Durenan yang sedang kupatan, namun juga warga luar daerah yang ingin menikmati suasana khas kupatan di daerah ini.

Tradisi kupatan yang awalnya hanya dilakukan warga sejumlah desa di Kecamatan Durenan ini bahkan kini terus meluas, diikuti warga lain di Trenggalek maupun luar Trenggalek.

Untuk menjaga tradisi, kekhasan sekaligus kemeriahan perayaan Lebaran ketupat di Kecamatan Durenan ini, Pemkab Trenggalek pun aktif memfasilitasi dan mendukung penyelenggaraan acara.

Salah satunya dengan menggelar festival dan arak tumpeng ketupat pada malam Lebaran Ketupat.

"Nanti kita akan jadikan kalender wisata, tadi salah satu zuriah, salah satu keluarga pondok juga menyampaikan kelihatannya yang malam sebelum hari-H itu akan terus dilaksanakan tiap tahun," kata bupati muda yang akrab disapa Mas Ipin ini.





 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023