target medali emas pada SEA Games 2023 lebih sedikit dibandingkan pencapaian Indonesia pada SEA Games 2021
Jakarta (ANTARA) - Pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara SEA Games kembali bergulir dengan Kamboja untuk kali pertama menjadi tuan rumah edisi ke-32.

SEA Games XXXII/2023 secara resmi dijadwalkan berlangsung pada 5 hingga 17 Mei. Namun sejumlah cabang olahraga termasuk sepak bola sudah mulai dipertandingkan sejak Sabtu (29/4).

Secara keseluruhan, 36 cabang olahraga dipertandingkan atau dilombakan di lima provinsi di Kamboja yakni Phnom Penh, Siem Reap, Sihanoukville, Kampot, dan Kep.

Atlet terbaik dari 11 negara akan turun, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Kamboja sebagai tuan rumah.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo telah mengumumkan jumlah Kontingen Indonesia yakni 599 atlet yang terdiri atas 379 atlet putra dan 220 putri untuk bersaing pada 31 cabang olahraga.

Jumlah tersebut lebih "gemuk" dibandingkan dengan SEA Games edisi sebelumnya XXXI/2021 yang bergulir di Vietnam dengan 499 atlet.

Dito mengatakan jumlah atlet bertambah lantaran cabang olahraga beregu lebih banyak dipertandingkan daripada perseorangan.

Dari 31 cabang yang diikuti, hoki menjadi cabang dengan jumlah atlet terbanyak yakni 38 (26 atlet putra dan 12 putri). Kemudian ada bola voli termasuk indoor dan pantai dengan jumlah 34 atlet (18 putra dan 16 putri).

Selain itu ada traditional boat race dan kriket masing-masing mengirim 30 atlet.

Jumah atlet pada SEA Games 2023 memang bertambah, namun tidak dengan target. Merah Putih mencanangkan pencapaian yang sama dengan di Vietnam, yakni masuk tiga besar klasemen perolehan medali.

Berdasarkan hitungan tim review dan para pemangku kepentingan lainnya, seperti Kemenpora, KOI, dan KONI, target tersebut bisa terealisasi dengan minimal meraih 60 medali emas.

Secara angka, target medali emas pada SEA Games 2023 lebih sedikit dibandingkan dengan pencapaian Indonesia pada SEA Games 2021 yakni dengan 69 emas.

Memang, Indonesia pada SEA Games 2023 berpotensi kehilangan 39 emas mengingat cabang pendulang medali Merah Putih tidak dipertandingkan.

Rincian emas Indonesia yang berpotensi hilang berasal dari cabang panahan yakni 5 emas, 6 keping dari kano dan kayak, 8 emas dari rowing, 8 dari menembak, 2 dari boling, dan 3 emas yang hilang dari cabang catur.

Sisanya, 7 emas pada cabang SEA Games 2023 Kamboja yang event-nya tidak dipertandingkan. Sebut saja artistic gymnastic, womens floor excercise, e-sport free fire mobil, dan team event. Balap sepeda downhill individual putri dan individual time trial putri juga tidak dilombakan.

Lantas bagaimana dengan potensi emas Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja?


SEA Games 2021

Berkaca dari SEA Games Vietnam, tahun lalu, cabang olahraga yang menyumbang medali terbanyak adalah menembak dan rowing masing-masing 8 emas, kano dengan 6 emas, dan panahan dengan 5 emas, serta catur 3 emas.

Persoalannya adalah seperti yang disebutkan di atas. Cabang-cabang tersebut tidak dilombakan atau dipertandingkan pada SEA Games 2023 Kamboja.

Memang ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang punya target 60 medali emas pada SEA Games 2023 meski faktanya ajang tersebut dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) disebutkan hanya sebagai sasaran antara.

Kemudian cabang yang berhasil menyumbang medali terbanyak lainnya adalah karate dengan 4 emas, 8 perak, dan 2 perunggu pada SEA Games 2021. Tentunya harapan karate bisa minimal mempertahankan raihan tersebut, bahkan melebihi.

Pada SEA Games Kamboja, Federasi Olahraga Karete-Do Indonesia (Forki) menerjunkan 20 atlet terbaik dengan rincian 8 atlet untuk disiplin kata dan 12 untuk disiplin kumite.

Mayoritas atlet yang turun adalah mereka yang bersaing di SEA Games 2021, termasuk penyumbang medali emas yakni Ahmad Zigi Zaresta Yuda (kata persorangan putra), Albiadi, Andy Tomy Aditya Mardana, Andi Dharmawan (kata beregu putra), Ari Saputra (kumite kelas -60kg putra), dan Cok Istri Agung Sanistyarani (kumite -55kg putri).

Harapan besar atlet-atlet tersebut bisa mempertahankan medali emas yang diraih tahun lalu.

Selain itu juga ada atlet lainnya seperti Ceyco Georgia Zefanya, Devina Dea, Dessyinta Rakawuni Banurea yang pada SEA Games 2021 menyumbang perak. Dengan asumsi persiapan matang, harapan besar prestasi mereka juga meningkat menjadi emas di Kamboja.

​​​​​Cabang olahraga yang tahun lalu menyumbang medali terbanyak lainnya adalah wushu (3 emas, 9 perak, 3 perunggu), finswimming atau selam (3 emas, 6 perak, 3 perunggu), balap sepeda (3 emas, 4 perak, 1 perunggu), dan angkat besi (3 emas, 3 perak, 4 perunggu).

Cabang-cabang tersebut juga meningkatkan target mereka pada SEA Games Kamboja yang dibarengi dengan persiapan lebih matang. Misalnya Wushu yang melakukan pemusatan latihan di China sebelum bertolak ke Kamboja.

Finswimming juga menambah target mereka pada SEA Games Kamboja karena jumlah nomor yang diikuti Indonesia bertambah menjadi 20 nomor dari sebelumnya 13 pada SEA Games 2021. Target cabang selam adalah tujuh medali emas.

Pun demikian dengan balap sepeda dan angkat besi yang diharapkan bisa menyumbang pundi-pundi medali emas untuk Merah Putih pada pesta olahraga dua tahunan tersebut.


Lumbung emas

Berkaca dari jumlah emas yang diperebutkan di SEA Games Kamboja, ada dua cabang yang seharusnya bisa dimanfaatkan Kontingen Indonesia yakni atletik dan akuatik.

Seperti biasanya dua cabang tersebut merupakan lumbung medali karena jumlah nomor yang dilombakan melimpah. Lebih dari itu, keduanya juga merupakan cabang wajib pada SEA Games yang turut dilombakan pada Olimpiade.

Untuk atletik, terdapat 47 emas yang diperebutkan. Meski begitu, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) hanya mematok target lima medali emas.

Mengingat atletik adalah cabang olahraga Olimpiade, target tersebut terbilang tidak sepadan dengan jumlah emas yang diperebutkan. Namun apa daya, target yang dicanangkan tentunya sudah berdasarkan perhitungan matang. Terlebih lagi atletik adalah olahraga terukur.

Semoga saja target tersebut meleset ke atas, sesuai kalimat yang sering disampaikan para pemangku kepentingan olahraga Indonesia.

Menengok ke SEA Games 2021, atletik hanya mampu menyumbang 2 emas, 5 perak, 4 perunggu. Meleset jauh dari yang dicanangkan kala itu yakni 15 emas.

PB PASI tampaknya belajar dari tahun lalu dan enggan terlalu berspekulasi dengan target. Yang pasti, ini menjadi tantangan bagi induk organisasi yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan itu membuktikan mampu memperbaiki prestasi pada SEA Games 2023.

Sebanyak 27 atlet terbaik diterjunkan PB PASI untuk mewakili Merah Putih di Kamboja. Wajah lama langganan timnas seperti Emilia Nova, Lalu Muhammad Zohri, dan atlet kawakan Maria Londa, Agus Prayogo, Odekta Elvina Naibaho, dan Eki Febri kembali dipercaya.

Selain itu ada pula atlet muda potensial lainnya yang diharapkan bisa membuat kejutan seperti Valentin Vanessa Lonteng, Dina Aulia, Diva Rennata Jayadi, dan lainnya.

Pindah ke cabang akuatik yang di dalamnya ada beberapa disiplin yakni loncat indah, polo air, finswimming, dan renang.

Dari yang disebutkan di atas, renang adalah lumbung emas kedua setelah atletik karena memperebutkan 40 keping. Namun balik lagi, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) tidak berani mencanangkan target muluk. Hanya tiga emas yang menjadi bidikan.

Jumlah tersebut naik satu dibanding pencapaian pada SEA Games 2021, yakni dengan 2 emas, 3 perak, 10 perunggu.

Sangat disayangkan bila dua cabang utama tersebut tidak dimanfaatkan. Semoga saja, tahun ini akan lebih banyak emas yang diraih Indonesia pada dua cabang tersebut. Terlebih lagi dua cabang tersebut merupakan prioritas dalam DBON. Artinya, pelatnas jangka panjang telah dilakukan.

Lalu cabang yang memiliki potensi menjadi lumbung medali emas adalah gulat karena ada 30 keping yang diperebutkan. Indonesia mengirim 14 atlet.

Yang perlu digarisbawahi, gulat Indonesia harus bisa membuktikan sekaligus membayar kepercayaan pemerintah dan masyarakat Indonesia karena kembali diberangkatkan ke SEA Games 2023. Sebab, tahun lalu di Vietnam, gulat tidak berkontribusi menyumbang emas. Raihannya hanya dua perak dan satu perunggu.

Menarik memang. Karena sebelumnya, disebutkan bahwa cabang dan atlet yang diberangkatkan harus memiliki peluang mendapatkan emas. Rujukannya berdasarkan catatan prestasi sebelumnya.

Apa pun itu, besar harapan target Indonesia masuk tiga besar bisa terealisasi. Bahkan bisa lebih.

Cabang-cabang lainnya yang diharapkan bisa membawa pulang medali emas adalah bulu tangkis, bola voli, pencak silat, tinju, taekwondo, judo, tenis, bola basket, kick boxing, e-sports, sepak takraw, dan vovinam yang pada SEA Games 2021 juga berhasil mendulang satu hingga dua emas.

​​​Selain itu ada cabang lainnya yang berpotensi turut andil menyumbang kepingan emas yakni jetski, soft tenis, polo air, dan traditional boat race.

​​​​​Sekadar catatan, Indonesia kali terakhir menjadi juara umum adalah pada SEA Games 2011 ketika menjadi tuan rumah. Namun kembali lagi, sejauh ini cabang olahraga yang dipertandingkan memang selalu menguntungkan tuan rumah, termasuk di Kamboja.

Kabarnya mulai SEA Games 2025 di Thailand, kualitas pesta olahraga dua tahunan di Asia Tenggara ini akan ditingkatkan dengan lebih banyak mempertandingkan cabang-cabang yang masuk dalam Olimpiade. Semoga saja.

Editor: Achmad Zaenal M

 

Copyright © ANTARA 2023