Jakarta, (ANTARA News) - Pusat kajian kebijakan dan pembangunan strategis (Puskaptis) mengingatkan warga DKI Jakarta agar mewaspadai kemungkinan bencana alam yang dapat berakibat langsung terhadap tatanan kehidupan masyarakat. "Dari kajian yang kami lakukan ada kerawanan bencana gempa, banjir dan polusi udara yang meningkat," kata Direktur Eksekutif Puskaptis, Ir Husin Yasid, M.Si, di Jakarta, Senin (5/6). Yasid yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Pembangunan Indonesia (LSPI) mengatakan, dari aspek geografis letak wilayah Jakarta sangat rawan dilanda gempa bumi. Dari arah selatan Laut Jawa (wilayah Sukabumi dan Cianjur) merupakan jalur laut dalam yang berpotensi menimbulkan gerakan dan gesekan yang sangat besar dan berpotensi menimbulkan gempa. Gempa juga berpeluang terjadi dari arah barat Jakarta (Banten dan Selat Sunda) sebagai akibat dari aktivitas Gunung Krakatau yang dapat membentuk gerakan dan gesekan yang sangat besar. Demikian pula struktur tanah di wilayah Jakarta yang rapuh dan rawan yang makin diperparah oleh kondisi intrusi air laut ke daratan secara signifikan. "Kondisi bangunan yang lebih dari empat lantai sangat rentan terhadap getaran dan dampak dari gejala gempa," ujar pengamat sosial dan pembangunan itu. Yasid mengatakan, Puskaptis dan LSPI mengidentifikasi lima jenis bencana yang berpeluang menimpa wilayah DKI Jakarta dan daerah di sekitarnya. Adapaun jenis bencana itu yakni banjir bandang akibat intensitas curah hujan yang meningkat, kekurangan cadangan air bersih akibat kemarau panjang, gempa bumi, kebakaran akibat kepadatan dan kerapatan penduduk dan polusi udara yang meningkat drastis. "Pemerintah DKI dan wakil rakyat harus segera memikirkan langkah-langkah nyata. Bila memungkinkan segera godok Peraturan Daerah (Perda) penanggulangan bencana," katanya. Ia menyebut upaya nyata yang perlu ditempuh berupa pengawasan ketat terhadap ijin konstruksi bangunan misalnya IMB harus ditunjang persyaratan lengkap, konstruksi bangunan diaudit dan adanya pembangunan rumah tahan gempa. "Masyarakat pun perlu diberi pendidikan dan latihan tentang cara-cara penyelamatan diri apabila terjadi gempa," tambahnya.(*)

Copyright © ANTARA 2006