Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat pada Kamis mengkritik rencana kunjungan Kepala Google Eric Schmidt ke Korea Utara, yang dianggap tidak pada waktu yang tepat setelah insiden peluncuran roket oleh Pyongyang bulan lalu yang menuai kecaman luas.

Schmidt --pemimpin perusahaan yang memiliki moto tak resmi "Don`t Be Evil"-- itu berencana mengunjungi Korut bersama mantan gubernur New Meksiko Bill Richardson, sosok yang kerap memecahkan masalah berkaitan dengan Korea Utara.

Richardson sudah pernah berkunjung ke Korut beberapa kali dalam 20 tahun terakhir ini dan terlibat dalam negosiasi pembebasan warga-warga AS yang ditahan di negara tersebut.

Kabar soal kunjungan, yang digambarkan sebagai lawatan "pribadi" oleh Washington maupun Seoul, itu muncul beberapa pekan setelah Pyongyang membenarkan bahwa pihaknya menahan seorang warga negara AS keturunan Korea dan mengatakan warga AS itu akan diadili atas kejahatan-kejahatan yang tidak disebutkan secara rinci.

Pada masa sebelumnya, Pyongyang sepakat untuk menyerahkan warga AS yang ditahan kepada tokoh-tokoh penting seperti mantan presiden AS Bill Clinton.

Sejumlah pengamat beranggapan bahwa kali ini partisipasi Schmidt akan diperlukan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, secara jelas menyampaikan sikap Washington yang kurang antusias terhadap misi kunjungan dan mengatakan kepada para wartawan bahwa Schmidt dan Richardson "sudah tahu" tentang hal itu.

Pyongyang membela diri dengan mengatakan bahwa peluncuran yang dilakukan pihaknya murni merupakan misi ilmu pengetahuan yang ditujukan untuk menempatkan satelit di luar angkasa.

Namun, masyarakat internasional melihatnya sebagai uji coba peluru kendali balistik yang dilarang berdasarkan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Nuland mengatakan Schmidt dan Richardson akan berangkat dalam "kapasitas tidak resmi".

"Mereka tidak membawa pesan apapun dari kami," tambahnya dikutip AFP.
(T008/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013