Singapura (ANTARA) - Saham Asia mendatar dalam perdagangan yang hati-hati pada Selasa, karena investor tetap fokus pada bank-bank AS dan serangkaian rilis data serta pertemuan bank-bank sentral minggu ini, yang dimulai dengan kenaikan suku bunga yang mengejutkan di Australia.

Dolar Aussie melesat lebih dari satu persen lebih tinggi terhadap dolar AS dan dolar Selandia Baru naik 0,5 persen setelah bank sentral Australia (RBA) memberikan kenaikan 25 basis poin, menentang ekspektasi akan tetap bertahan.

Imbal hasil obligasi pemerintah Australia bertenor tiga tahun juga melonjak, sementara indeks S&P/ASX 200 saham Australia berakhir tergelincir 0,9 persen dan perhatian investor beralih pada apa yang mungkin menjadi sinyal bagi Amerika Serikat.

"Salah satu hal yang menonjol bagi saya adalah bahwa mereka masih mengatakan mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga," kata ahli strategi Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso.

"Jadi sama halnya dengan kenaikan hari ini, itu juga yang mendukung dolar Australia," ujarnya. Itu bisa berkurang, katanya, karena ada "peluang masuk akal" Federal Reserve mengambil pendekatan serupa pada pertemuannya pada Rabu (3/5/2023).

Di tempat lain ada kegelisahan pada tenor pendek di pasar surat utang negara AS karena plafon utang atau pinjaman pemerintah mentok, dan indeks saham Asia-Pasifik terluas MSCI di luar Jepang datar karena kekhawatiran berputar di sekitar bank-bank AS.

Pasar China Daratan ditutup. Nikkei Jepang mencapai level tertinggi 16 bulan, sebelum mundur sedikit, dengan sektor bank menjadi hambatan dan ditutup menguat 0,12 persen.

Penjualan aset First Republic Bank ke JPMorgan Chase menyelesaikan kegagalan bank AS ketiga dalam dua bulan, tetapi membuat pasar cemas tentang kejatuhan berikutnya, sekalipun respons awal cukup positif.

Saham JPMorgan naik 2,1 persen semalam dan kepala eksekutif Jamie Dimon mengatakan kepada analis: "Bagian dari krisis ini sudah berakhir."

Sebagian besar Eropa kembali dari liburan May Day pada Selasa, dengan survei aktivitas akhir akan dirilis, juga angka inflasi awal dan survei pinjaman bank Eropa yang akan diawasi ketat mengingat tekanan baru-baru ini di sektor ini.

Kontrak berjangka Eropa naik 0,2 persen di Asia, sementara kontrak berjangka S&P 500 datar. Pasar suku bunga berjangka sepenuhnya memberi perkiraan kenaikan suku bunga 25 basis poin di Eropa pada Kamis (4/5/2023), dengan peluang kenaikan yang lebih besar, dan menetapkan peluang 95 persen untuk kenaikan 25 basis poin dari Federal Reserve pada Rabu (3/5/2023).

Kontras dengan Jepang yang pada Jumat (28/4/2023) mempertahankan kebijakan ultra-longgar, membuat yen di bawah tekanan berat selama berhari-hari dan tidak mereda pada Selasa.

Yen mencapai level terendah hampir dua bulan terhadap dolar di 138,78 dan membuat level terendah 14,5 tahun di 151,42 per euro. Yen diperdagangkan pada level terendah terhadap franc Swiss dalam data Refinitiv yang berlangsung selama empat dekade, dan turun sekitar 1,0 persen terhadap Aussie yang melonjak pada Selasa.

Euro bertahan di 1,0987 dolar.

Semalam, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan Departemen Keuangan mungkin kehabisan uang untuk menutupi kewajiban paling cepat 1 Juni.

Imbal hasil surat utang negara satu bulan melonjak sekitar 16 basis poin di Asia dan membuat selisih bid-offer melebar.

"Beberapa minggu ke depan akan menjadi tidak dapat diprediksi," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan, "dengan ketidakpastian atas tenggat waktu yang tepat tidak membantu memfokuskan pikiran anggota parlemen.

“Itu dapat meningkatkan risiko bahwa Kongres AS tidak mencabut pagu utang tepat waktu, yang dapat mengakibatkan gagal bayar tetapi juga dapat mengakibatkan perpanjangan surat utang jangka pendek, dalam hal ini dapat terulang beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian."



Baca juga: Saham Asia turun tipis, investor tunggu pertemuan bank-bank sentral
Baca juga: Saham Asia dibuka lebih tinggi jelang keputusan kebijakan BoJ
Baca juga: Saham Asia jatuh tertekan kegelisahan bank dan kekhawatiran ekonomi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023